Legenda dan Makna Festival Pertengahan Musim Gugur Bagi Masyarakat Tionghoa di Kota Medan
Abstract
Masyarakat Tionghoa di Indonesia tidak terlepas dari warisan budaya dan tradisi para leluhurnya. Misalnya sebuah tradisi yang masih terus dilakukan oleh masyarakat Tionghoa sangat beranekaragam di era perkembangan zaman saat ini. Ada banyak jenis perayaan, dari mulai perayaan Imlek, Cap Go Meh, dan yang lainnya. Salah satu perayaan yang masih terus dilakukan yaitu festival kue bulan. Kegiatan ini merupakan sebuah tradisi turun-temurun bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia, khususnya masyarakat Tiongoa di kota Medan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pemanfaatan metode ini diharapkan dapat memudahkan peneliti didalam membuat suatu gambaran kompleks serta uraian dari sebuah analisa dan responden. Peneliti memanfaatkan teori makna dari Gustav Blanke. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa festival kue bulan mengandung makna filosofi, seperti rasa kebersamaan dan rasa syukur yang dapat diterapkan didalam kehidupan sehari-hari. Dengan memperingati festival pertengahan musim gugur ini, diharapkan seseorang dapat selalu mengingat nilai-nilai yang ditanamkan oleh para leluhur terdahulu.
Kata Kunci : festival kue bulan; cap go meh; warisan; filosofi; masyarakat Tionghoa

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.