TUTUPAN TERUMBU KARANG BERDASARKAN KEDALAMAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CPCe DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU

  • Any Kurniawati Jenderal Soedirman University

Abstract

Kondisi tutupan terumbu karang berdasarkan kedalaman menjadi pendukung utama dalam memantau kesehatan ekosistem di Perairan Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu. Pengambilan data dilakukan pada dua kedalaman, yaitu 5 meter dan 10 meter, menggunakan metode Underwater Photo Transect (UPT) dan dianalisis dengan perangkat lunak CPCe 4.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tutupan karang hidup pada kedalaman 5 meter sebesar 9,5% dan pada kedalaman 10 meter sebesar 2,5%, yang keduanya termasuk dalam kategori "buruk" menurut standar. Tutupan didominasi oleh komponen abiotik berupa rubble dan pasir, dengan lifeform karang yang masih ditemukan di antaranya Acropora submassive dan Coral massive, namun dalam jumlah terbatas. Kerusakan ini diduga oleh kombinasi faktor antropogenik seperti aktivitas pariwisata yang tidak ramah lingkungan, penggunaan jangkar, dan rendahnya kesadaran masyarakat, serta faktor alami seperti terbatasnya penetrasi cahaya pada kedalaman yang lebih dalam. Hasil ini menunjukkan perlunya upaya rehabilitasi dan pengelolaan berkelanjutan untuk menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang di wilayah tersebut.

References

Annisa, R., Sunarto., Indah, R dan Mochamad, U, K, A. (2022. Kondisi Tutupan Terumbu Karang, Tingkatan Prevalensi Penyakit Serta Gangguan Kesehatan Pada Berbagai Lifeforms Karang Di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Jurnal Kelautan Nasional. Vol(17), 47-58.
Bartley, R., Bainbridge, Z.T., Lewis, S.E., Kroon, F. J., Wilkinson, S.N., Brodie, J.E., & Silburn, D.M. (2014). Relating sediment impacts on coral reefs to watershed sources, processes and management: A review. Science of The Total Environment, 468–469, 1138–1153. doi: 10.1016/j.scitotenv.2013.09.030
Bryant, Dirk, L. Burke, J. McManus and M. Spaulding. 1998. Reefs at Risk: A Map-Based Indicator of Threats to the World's Coral Reefs. WRI/ICLARM/WCMC/ UNEP. World Resources Institute,
Burhanuddin, A. I., Nessa, M. N., dan Niartiningsih, A. 2013. Membangun sumber daya kelautan Indonesia: gagasan dan pemikiran guru besar Universitas Hasanuddin. (No Title). Advance Access published 2013.
Coremap. 2010. Tentang Karang.http://www.coremap.or.id/t entang karang/. Diakses 4 April 2015.
Ekki, F, A., Hartoni dan Liliek Litasari. (2012). Kondisi Tutupan Terumbu Karang Keras dan Karang Lunak di Pulau Pramuka Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu DKI Jakarta. Maspari Journal. Vol (5), 111-118.
Estradivari, S. Yusri, M. Syahrir, dan S. Timotius. 2007. Terumbu Karang Jakarta : Pengamatan Jangka Panjang terumbu Karang Kepulauan Seribu (2004-2005). Yayasan Terangi, Jakarta : ix + 87
Fabricius, K. E. (2005). Effects of terrestrial runoff on the ecology of corals and coral reefs reviews and synthesis. Marine Pollution Bulletin, 50(2), 125-46
Giyanto, Mumby, P, Dhewani, N, Abrar, M. & Iswari, M.Y. 2017a. Indeks Kesehatan Terumbu Karang Indonesia. Jakarta: Coremap CTI Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI.
Giyanto, et al. 2017. Status Terumbu Karang Indonesia 2017. Jakarta: Puslit Oseanografi – LIPI
Kohler, K. E. dan Gill, S. M. 2006. Coral Point Count with Excel extensions (CPCe): A Visual Basic program for the determination of coral and substrate coverage using random point count methodology. Computers \& geosciences. 32(9): 1259–1269.
Lamb, J. B., True, J., Piromvaragon, S., &Willis, B. L. (2014). Scuba diving damage and intensity of tourist activities increases coral disease prevalence. Biological Conservation, 178, 88-96
Lesser, M. P., Bythell, J. C., Gates, R. D., Johnstone, R. W., Hoegh-Guldberg, O. (2007). Are infectious diseases really killing corals? Alternative interpretations of the experimental and ecological data. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 346(1-2), 36–44.
Mumby, P., & Steneck, R. S. (2008). Coral reef management and conservation in light of rapidly evolving ecological paradigms. Trends in Ecology & Evolution, 23(10), 555-63
Nani, 2003. Tingkat Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Karang Mantipora follisa, Seriatopora hystrix, Millepora tenella dan Heliopora coerula yang di Transplantasikan Di Pulau Pari Kepulauan Seribu. [Skripsi].
Pratchett, M. S., Hoey, A. S., dan Wilson, S. K. 2014. Reef degradation and the loss of critical ecosystem goods and services provided by coral reef fishes. Current Opinion in Environmental Sustainability. 7: 37–43.
Suhery, N., Damar, A., & Effendi, H. (2017). Indeks kerentanan ekosistem terumbu karang terhadap tumpahan minyak: kasus Pulau Pramuka dan Pulau Belanda di Kepulauan Seribu. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 9(1), 67-90.
Supriharyono, 2007. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Djambatan. Jakarta. 118 hal. Washington, D.C.
Published
2025-08-19
How to Cite
KURNIAWATI, Any. TUTUPAN TERUMBU KARANG BERDASARKAN KEDALAMAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CPCe DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU. Journal of Biodiversity and Maritime Study, [S.l.], v. 2, n. 1, p. 38-47, aug. 2025. Available at: <https://jos.unsoed.ac.id/index.php/mandara/article/view/17051>. Date accessed: 19 sep. 2025.
Section
Articles