PEREMPUAN BONOKELING DALAM PUSARAN PATRIARKI (Studi Kasus Pada Komunitas Adat Bonokeling Banyumas)

  • Susilowati Susilowati Susilowati

Abstract

ABSTRAK


Budaya patriarki hingga kini masih bertahan pada sebagian masyarakat di Indonesia, terutama pada masyarakat Jawa. Penerapan budaya patriarki, yang menempatkan perempuan di bawah dominasi kaum laki-laki, seringkali diterima dengan sukarela oleh kelompok terhegemoni, yakni kaum perempuan itu sendiri. Kerelaan kaum perempuan untuk diposisikan lebih rendah dari kaum laki-laki  berpotensi memunculkan terjadinya ketimpangan gender. Penelitian ini akan mengungkap mengenai posisi kaum perempuan yang hidup dalam komunitas adat Bonokeling, yakni salah satu komunitas adat di Jawa, yang hingga kini masih hidup dalam pusaran patriarki. Hasil penelitian yang dilakukan dengan metode kualitatif menunjukkan bahwa pada komunitas adat tersebut masih terdapat ketimpangan gender pada struktur patriarki dalam produksi rumah tangga dan struktur patriarki budaya. Pada struktur patriarki dalam rumah tangga ketimpangan gender tampak dari penempatan perempuan yang diidentikan dengan peran-peran domestik, serta adanya peran ganda yang dibebankan pada kaum perempuan. Adapun ketimpangan gender dalam struktur patriarki budaya tampak pada hierarki organisasi komunitas adat Bonokeling, tradisi, serta pelaksanaan ritual keagamaan.


Kata Kunci : Perempuan, Patriarki, Komunitas Adat


 


ABSTRACT


Until now, patriarchal culture still survives in some communities in Indonesia, especially in Javanese society. The application of patriarchal culture, which places women under the domination of men, is often voluntarily accepted by the hegemonic group, namely the women themselves. The willingness of women to be in a lower position than men has the potential to create gender inequality. This research will reveal the position of women who live in the Bonokeling traditional community, which is one of the traditional communities in Java, which is still living in a patriarchal vortex. The results of research conducted using qualitative methods show that in these indigenous communities there is still a gender imbalance in the patriarchal structure of household production and the patriarchal structure of culture. In the patriarchal structure of the household, gender inequality can be seen from the placement of women who are identified with domestic roles, as well as the multiple roles assigned to women. As for gender inequality in the cultural patriarchal structure, it can be seen in the organizational hierarchy of the Bonokeling customary community, traditions, and the implementation of religious rituals.


Keywords: Women, Patriachi, Indigenous community

References

Hasni, K. (2015). Perjalanan Panjang Perempuan Dalam Budaya. Jurnal Perempuan, 1-9.

Huda, K. (2020). Peran Perempuan Samin Dalam Budaya Patriarki Di Masyarakat Lokal Bojonegoro. Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 14 (1), 2020, hlm. 76-90, 76-90.
Jufanny, D., & Girsang, L. (2020). Toxic Masculinitydalam Sistem Patriarki (Analisis Wacana Kritis Van Dijk Dalam Film “Posesif”). Jurnal SEMIOTIKAVol.14 (No. 1): no. 8-23.Th. 2020, 8-23.
Kementerian PPPA. (2020). Pembangunan Manusia Berbasis Gender Tahun 2020. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).
Marwah, S., & Widyastuti, T. R. (2015). Representasi Sejarah Dan Tradisi Kuno Banyumas: Antara Peran Perempuan Dan Pelestarian Adat Oleh Negara . Paramita Vol. 25 No. 1 - Januari 2015, 109—117.
Nawawi, Lasiyo, & Wahyono, S. B. (2016). Resistensi Komunitas Bonokeling Terhadap Islam Puritan. Jurnal Kebudayaan Islam Vol. 14, No. 1, Januari - Juni 2016, 90-113.
Nurmila, N. (2015). Pengaruh Budaya Patriarki Terhadap Pemahaman Agama Dan Pembentukan Budaya. KARSA, Vol. 23 No. 1, Juni 2015, 1-16.
Purwana, B. S., Sukari, & Sujarno. (2015). Sistem Religi Komunitas Adat Bonokeling, di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).
Rachmadhani, A. (2015). Kerukunan Dalam Ritual Trah Kejawen Bonokeling Di Desa Pekuncen Kabupaten Banyumas. Jurnal SMaRT Volume 01 Nomor 01 Juni 2015, 16-25.
Rahmawati, N. N. (2016). Perempuan Bali dalam Pergulatan Gender (Kajian Budaya, Tradisi, dan Agama Hindu). Jurnal Studi Kultural Volume 1. No. , 58-64.
Sakina, A. I., & Siti A, D. H. (2018). Menyoroti Budaya Patriarki Di Indonesia. SOCIAL WORK JOURNAL Volume 7. Nomor 1., 71-80.
Sibarani, R., & Gulo, Y. (2020). Subordinasi Kepemimpinan Perempuan dalam Budaya Batak Toba. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) 6 (1) , 73-83.
Utamia, R. P., Boeriswatia, E., & Zuriyati, Z. (2018). Hegemoni Patriarki Publik Terhadap Tokoh Perempuan dalam Novel “Hanauzumi” Karya Junichi Watanabe. Indonesian Language Education and Literature Vol. 4, No. 1, Desember 2018, 62–74.
Widyandini, W., Suprapti, A., & Rukaya, R. S. (2013). Ritual Islam Kejawen Anak Putu Ki Bonokeling. Jurnal Kebudayaan Islam Vol. 11, No. 2, Juli - Desember 2013, 191-200.
Published
2023-03-09
How to Cite
SUSILOWATI, Susilowati Susilowati. PEREMPUAN BONOKELING DALAM PUSARAN PATRIARKI (Studi Kasus Pada Komunitas Adat Bonokeling Banyumas). Jurnal Interaksi Sosiologi, [S.l.], v. 1, n. 2, p. 14-23, mar. 2023. ISSN 1412-7229. Available at: <http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jis/article/view/8257>. Date accessed: 29 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.2504/jis.v1i2.8257.
Section
Jurnal Interaksi Nomor 1 Volume 2 2022 (Back Issue April 2022)