Perkembangan Akurasi Bahasa Mandarin Lisan pada Pembelajar Indonesia
Analisis Kesalahan Pelafalan dan Implikasi Pedagogis
Abstrak
Penelitian ini menganalisis pola kesalahan pelafalan bahasa Mandarin pada 90 pembelajar Indonesia di Tiongkok dengan berbagai tingkat kemahiran (pemula, menengah, lanjut). Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis kesalahan dan studi kasus, penelitian berfokus pada empat aspek fonologis: (1) konsonan aspirasi, (2) konsonan retrofleks, (3) vokal bulat depan, dan (4) sistem nada. Data dikumpulkan melalui tes monolog berbasis gambar dan dianalisis dengan triangulasi menggunakan Korpus Dinamis HSK. Temuan menunjukkan pola kesalahan yang sistematis terkait perbedaan sistem fonologis bahasa Indonesia dan Mandarin. Konsonan aspirasi (pʰ, tʰ, kʰ) menjadi tantangan utama bagi pemula, namun dapat dikuasai di tingkat menengah, sedangkan konsonan retrofleks (zh, ch, sh, r) tetap sulit dikuasai oleh pembelajar Indonesia hingga tingkat lanjut. Vokal /ü/ sering disubstitusi dengan [i] atau [u] oleh pemula dan menengah tetapi dapat dikuasi dengan sempurna oleh pembelajat tingkat lanjut. Kesalahan nada tersebar merata di keempat nada, menunjukkan tantangan sistemik. Implikasi pedagogis penelitian ini menekankan pentingnya: (1) pelatihan artikulasi berbasis kontrastif, (2) pendekatan holistik untuk pengajaran nada, dan (3) pengembangan materi khusus untuk masalah fonetik spesifik penutur Indonesia. Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dalam pemahaman interlanguage pembelajar Indonesia sekaligus rekomendasi praktis untuk pengajaran fonetik Mandarin.