Analisis Biaya Penggunaan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Roemani Semarang

Abstract

Infeksi saluran kemih adalah keadaan klinis akibat adanya mikroorganisme dalam urin sehingga dibutuhkan tata laksana terapi ISK yang tepat dan rasional terutama dalam hal pemilihan antibiotik yang tepat dan rasional bagi pasien. Sampai saat ini antibiotik tetap menjadi salah satu kategori biaya yang signifikan dalam anggaran farmasi di rumah sakit karena biaya antibiotik telah menyerap sebagian besar dari seluruh anggaran rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya penggunaan antibiotik pasien infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Roemani Semarang sehingga dapat memberikan gambaran biaya terapi antibiotik yang tepat dan rasional. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dan dilakukan secara retrospektif, sampel sebanyak 73 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pelayanan kesehatan khususnya adalah biaya obat dari 73 pasien adalah 47,5 % adalah biaya penggunaan antibiotik; 47,2% adalah biaya penggunaan obat lain selain antibiotik; dan 5,3% adalah biaya penggunaan alat-alat kesehatan. Biaya penggunaan antibiotik terbanyak pada monoterapi atibiotik adalah penggunaan antibiotik levofloxacin sebanyak Rp. 6.281.440 (39,40%) dan diikuti oleh penggunaan cefotaxim sebanyak Rp. 4.029.320 (25,27%). Sedangkan biaya penggunaan antibiotik terbanyak pada terapi kombinasi atibiotik adalah penggunaan kombinasi cefixime +cefotaxime sebanyak Rp. 4.094.950 (22,39%) dan diikuti oleh penggunaan ceftriaxone + cefixime sebanyak Rp. 2.880.770 (15,76%)

Published
2016-03-31
How to Cite
PRATIWI, Hening. Analisis Biaya Penggunaan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Roemani Semarang. Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo, [S.l.], v. 4, n. 1, p. 29-36, mar. 2016. ISSN 2621-4520. Available at: <http://jos.unsoed.ac.id/index.php/api/article/view/1049>. Date accessed: 20 apr. 2024.