Geologi Dan Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah Menggunakan Analytical Hierarchy Process Daerah Kebanaran Dan Sekitarnya, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah

  • Weldina Ayu Tri Novita Jurusan Geologi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman
  • Indra Permanajati Jurusan Geologi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman
  • Januar Aziz Zaenurrohman Jurusan Geologi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman
  • Yogi Adi Prasetya Jurusan Geologi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman

Abstract

Daerah Kebanaran dan Sekitarnya, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah merupakan daerah yang berlokasi di tepi Sungai Serayu dan berbatasan dengan jalur pegunungan selatan. Daerah penelitian juga merupakan daerah yang memungkinkan terjadinya gerakan tanah, hal ini diakibatkan adanya beberapa faktor alamiah dan faktor aktivitas manusia yang menyebabkan gerakan tanah. Dilakukannya penelitian ini yaitu untuk menjelaskan hubungan kondisi geologis terhadap faktor kerentanan gerakan tanah di daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini mencocokkan beberapa parameter yang dianggap sebagai faktor terjadinya gerakan tanah dan diberikan nilai berdasarkan kriteria pembobotan. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa parameter, seperti faktor alam, geologi, dan aktivitas lainnya yang mempengaruhi gerakan tanah di daerah penelitian yang diantaranya adalah intensitas curah hujan, litologi, kerapatan sungai, strukur geologi, tata guna lahan, serta kemiringan lereng. Parameter – parameter tersebut kemudian diberikan penilaian dan pembobotan sebagai untuk mendapatkan nilai akhir dalam menentukan zona kerentanan gerakan tanah. Hasil dari perhitungan tersebut menghasilkan 4 tingkat gerakan tanah yaitu zona kerentanan gerakan tanah rendah, zona kerentanan gerakan tanah sedang, zona kerentanan gerakan tanah tinggi, dan zona kerentanan gerakan tanah sangat tinggi.

References

Anbalagan, R. (1992). Landslide hazard evaluation and zonation mapping in mountainous terrain. Engineering Geology, 32, 269–277.
Brahmantyo, B., & Bandono. (2006). Klasifikasi bentuk muka bumi (landform) untuk pemetaan geomorfologi pada skala 1:25.000. Jurnal Geoaplika, 1(2), 71–78.
Condon, W., Pardyanto, I., Ketner, K., Amin, T., Gafoer, S., & Samodra, H. (1996). Peta geologi lembar Banjarnegara dan Pekalongan skala 1:100.000. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Darmawan, M., & Theml, S. (2008). Katalog metodologi penyusunan peta geo hazard dengan GIS. Banda Aceh: Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias.
Dewi, T. S., Kusumayudha, S. B., & Purwanto, H. S. (2017). Zonasi rawan bencana tanah longsor dengan metode analisis GIS: Studi kasus daerah Semono dan sekitarnya, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan, 1(1), 50–59.Djuri, M., Samodra, H., Amin, T., & Gafoer, S. (1996). Peta geologi regional lembar Purwokerto dan Tegal skala 1:100.000. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Kalijati, M., Sutriyono, & Jati, S. (2019). Analisis bahaya longsor dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) di Desa Lubuk Atung, Kabupaten Lahat.
Karnawati, D. (2005). Bencana alam gerak massa tanah di Indonesia dan upaya penanggulangannya. Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sinarta, I. N., Rifai, A., & Wilopo, W. (2006). Indeks ancaman gerakan tanah dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk penataan infrastruktur kepariwisataan di kawasan Geopark Gunung Batur, Kabupaten Bangli.
Standar Nasional Indonesia. (2005). Penyusunan peta zonasi gerakan tanah (SNI 13-7124-2005). Badan Standardisasi Nasional.
van Zuidam, R. (1985). Aerial photointerpretation in terrain analysis and geomorphologic mapping. The Hague: Smits.
Varnes, D. J. (1978). Slope movement types and process. In R. L. Schuster & R. J. Krizek (Eds.), Landslides: Analysis and control (Special Report 176). Washington, D.C.: Transport Research Board, National Research Council.
Zaenurrohman, J. A., & Permanajati, I. (2019). Zona kerentanan gerakan tanah (longsor) di daerah Kedungbanteng menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan IX”. Purwokerto.
Published
2025-01-01
How to Cite
NOVITA, Weldina Ayu Tri et al. Geologi Dan Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah Menggunakan Analytical Hierarchy Process Daerah Kebanaran Dan Sekitarnya, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasonal LPPM UNSOED, [S.l.], v. 14, p. 963-972, jan. 2025. ISSN 2985-9042. Available at: <https://jos.unsoed.ac.id/index.php/semnaslppm/article/view/15437>. Date accessed: 23 feb. 2025. doi: https://doi.org/10.20884/1.semnaslppm.2025.14.0.15437.

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.