URGENSI DIGITAL FINANCIAL INCLUSION DI ASEAN MELALUI LOCAL CURRENCY SETTLEMENT
Abstract
Selama lebih dari 50 tahun berdiri, ASEAN sudah menunjukkan bentuk organisasi regional yang cukup stabil. Kondisi ini dapat dilihat dari banyaknya kerjasama yang dijalin antar negara anggota ASEAN maupun dengan negara di luar kawasan. Salah satu bentuk kerjasama yang dijalin dalam bentuk kerjasama ekonomi yaitu kawasan perdagangan bebas atau lebih sering dikenal dengan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1992. Merujuk pada teori integrasi ekonomi milik Bela Balassa, kawasan perdagangan bebas dinilai masih belum menggambarkan integrasi ekonomi yang maksimal dibandingkan yang lain. Terlebih, ASEAN masih mengedepankan kepentingan nasional masing-masing negara anggotanya terutama di dalam kebijakan perdagangan dan ekonomi. Sewajarnya sebagai organisasi regional yang memiliki usia cukup lama, ASEAN mulai mempertimbangkan adanya kebijakan ekonomi menuju integrasi ekonomi di kawasan itu sendiri. Salah satu ide yang muncul dan disepakati oleh para pemimpin negara di ASEAN adalah Local Currency Settlement (LCS). LCS sendiri merupakan sebuah inovasi yang tidak membuat negara-negara anggota memiliki mata uang yang sama, namun tetap menggunakan mata uang masing-masing dalam proses transaksi internasional. Melalui LCS, maka biaya yang harus dikeluarkan dalam melakukan transaksi internasional akan berkurang dan dipandang lebih efisien ke depannya. Efisiensi ini juga sejalan dengan semakin populernya penggunaan alat transaksi digital, seperti QRIS dan TapPay. Kondisi tersebut selaras dengan ide dari digital financial inclusion yang terbantu oleh globalisasi terutama dalam hal teknologi. Tulisan ini akan membahas mengenai Local Currency Settlement (LCS) sebagai salah satu langkah yang diambil oleh negara-negara di ASEAN dalam kerangka integrasi ekonomi, dilihat dalam konteks digital financial inclusion sebagai salah satu faktor pendorong munculnya LCS dalam dinamika ekonomi regional.
References
ASEAN. (t.thn.). The Founding of ASEAN (part 2). Diambil kembali dari Association of Southeast Asia: https://asean.org/the-founding-of-asean/the-founding-of-asean-part-2/
Balassa, B. (1991). Economic Integration. Dalam J. Eatwell, M. Milgate, & P. Newman, The World of Economics (hal. 176-186). London and Basingstoke: The Macmillan Press Limited.
Bank Indonesia. (2023, June 19). Bank Indonesia. Diambil kembali dari Posisi Kewajiban Neto Investasi Internasional Indonesia Triwulan I 2023 Meningkat: https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruangmedia/news
Bowles, P. (1997). ASEAN, AFTA and the "New Regionalism". Pacific Affairs, 70(2), 219-234.
Budiarti, I., Hibatulloh, F., & Salman, M. (2021). Financial Technology as Payment Methods in the . International Journal of Research and Applied Technology, 9-16.
Ishikawa, K. (2021). The ASEAN economic community and ASEAN economic integration. Journal of Contemporary East Asia Studies, 1-18.
Okabe, M., & Urata, S. (2014). The impact of AFTA on intra-AFTA trade. Journal of Asian Economics, 35, 1231.
Puspadini, M. (2023, May 8). CNBC Indonesia. Diambil kembali dari Bos BI Buka Fakta Kekuatan Dolar di Dunia Turun Drastis : https://www.cnbcindonesia.com/market/20230508182713-17-435560/bosbi-buka-fakta-kekuatan-dolar-di-dunia-turun-drastis
Rachmad , A. A., & Raharjo, M. R. (2023). QRIS Cross Border’ as Digital Financial Inclusion Acceleration . Global Local Interaction : Journal of International Relations, 151-161.
Rasdiyanti, A. D., & Suyeno. (2022). Analisis SWOT Kebijakan Local Currency Settlement Indonesia-China. Aplikasi Administrasi: Media Analisa Masalah Administrasi, 25(1), 13-24.
Robles, A. C. (2004). The ASEAN free trade area and the construction of a Southeast Asian economic community in East Asia. Asian Journal of Political Science(12), 108-178.
Shimizu, S. (2014). ASEAN Financial and Capital Markets: Policies and Prospect of Regional Integration. Pacific Business and Industries, XIV(54), 1-36.
Snyder, H. (2019). Literature review as a research methodology: An overview and guidelines. Journal of Business Research, 104, 333-339.
Suryanto, V., & Hidayat, K. (2020, December 21). Kerjasama LCS Indonesia-Thailand diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dolar AS. Diambil kembali dari Kontan.co.id:
https://nasional.kontan.co.id/news/kerjasama-lcs-indonesia-thailand-diharapkan-dapatmengurangi-ketergantungan-dolar-as
Tay, L. Y., Tai, H. T., & Tan, G. S. (2022). Digital financial inclusion: A gateway to sustainable development. Heilyon Journal, 1-10.
Wardhono , A., Nasir, M., Aprilia, A., Putra, P. T., & Zebua, b. H. (2022). Is the Digital Economy Driving the Economic Growth of The Sumatra Region During the Pandemic? Journal of Economic Research and Social Sciences, 76-92.