DETEKSI KESEHATAN LANSIA KELOMPOK SASANA SENAM SEHAT INDONESIA TENTANG SINDROM METABOLIK SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULER
Abstract
Sindrom metabolik merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler, seperti stroke, penyakit jantung, gagal ginjal dan lain sebagainya. Sindrom metabolik sering tidak disadari keberadaannya karena dianggap normal bagi para lansia akibat bertambahnya umur. Karena perubahan metabolisme yang terjadi pada usia tersebut, tidak jarang lansia banyak yang mengalami keluhan dan penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan kelompok usia lansia menjadi tidak energik dan mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ini diharapkan dapat mendeteksi sekumpulan gejala yang masuk dalam sindrom metabolik pada lansia yang terlibat sebagai anggota kelompok “Badan Penyelenggara Sasana Senam Sehat Indonesia-Wai Tan Kung” kelompok Purwosari, Purwokerto. Dari kegiatan ini ditemukan bahwa sejumlah 42,85% lansia tergolong dalam obesitas, 65,7% tergolong dalam hipertensi. 25,7% memiliki kadar gula darah puasa yang melebihi batas normal, 60% tergolong dislipidemia, dan 68,57% memiliki kadar asam urat yang melebihi ambang normal. Hal ini menunjukkan bahwa lansia masih memiliki sindroma metabolik yang perlu untuk ditindaklanjuti untuk mencegah atau mengurangi kejadian penyakit kardiovaskuler akibat faktor risiko tersebut.
References
313(19), 1973-1974.
Alberti, K. G., et al. (2009). Harmonizing the metabolic syndrome. Circulation, 120(16), 1640-1645.
Badan Pusat Statistik. Kecamatan Baturraden dalam Angka 2021. Banyumas: BPS Kabupaten Banyumas;
2021.
He, Y., et al. (2017). Prevalence of metabolic syndrome and its associated factors among Chinese adults: A
national cross-sectional study. BMC Public Health, 17(1), 119.
Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Jakarta: Balitbangkes; 2018.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2014.
Kementerian Kesehatan RI. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan; 2018.
Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI; 2015.
Kementerian Kesehatan RI. Infodatin Diabetes Melitus. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2014.
Mihardja L, Delima D, Manaf A, Suhadi R, Alwi I, Simadibrata M, et al. Prevalence and determinants of
metabolic syndrome among Indonesian adults. PLoS One. 2018;13(4):e0194650.
298
Mottillo, S., et al. (2010). The metabolic syndrome and cardiovascular risk: a systematic review and meta
analysis. Journal of the American College of Cardiology, 56(14), 1113-1132.
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015. PB PERKENI.
2015.
Perkumpulan Gerontologi Indonesia. Profil Kesehatan Lansia di Indonesia. Jakarta: Pergeri; 2019.
Rismawati YR, Rahajeng E, Lukito W. The prevalence of metabolic syndrome in elderly population in the
coastal area of Tuban, East Java. Acta Med Indones. 2015;47(3):201-7.
Saklayen, M. G. (2018). The Global Epidemic of the Metabolic Syndrome. Current Hypertension Reports,
20(2), 12.
Wulandari RD, Kurniawan B. Model Pelayanan Terpadu bagi Lanjut Usia. Jurnal Aplikasi Pelayanan Kesehatan.
2021;3(1):58-65.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.