Hubungan Perilaku Self Management dengan Status Gizi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Sumbang Banyumas
Abstract
Latar belakang: Prevalensi Diabetes Melitus (DM) semakin meningkat, tahun 2021 Indonesia menduduki peringkat kelima dunia, naik dari peringkat ketujuh di tahun sebelumnya. Masalah yang dihadapi Indonesia salah satunya adalah kesadaran penyandang diabetes melitus akan kondisi tubuhnya,sekitar 30% penyandang diabetes melitus tidak menyadari keberadaan penyakitnya dan saat diagnosis ditegakkan sekitar 25% terjadi komplikasi. Masalah yang timbul pada pasien DM2 dapat dikendalikan apabila pasien dapat menerapkan perilaku manajemen diri (self-management) dengan baik. Self-management diabetes dapat mencerminkan perilaku pasien secara sadar serta keinginan dari diri sendiri untuk mengendalikan penyakit, sehingga status gizi dan pengendalian glukosa darah pasien menjadi baik dan resiko komplikasi berkurang.
Tujuan : untuk menganalisa hubungan antara perilaku self management dengan status gizi pasien diabetes melitus tipe 2 di Kecamatan Sumbang Banyumas.
Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross sectional. Variabel bebasnya adalah perilaku self management, diukur dengan kuesioner DSMQ (Diabetes Self Management Questionnaire), skala ordinal: baik ( nilai 76 - 100 %), cukup (56 – 75%), kurang (≤ 55%). Variabel tergantung adalah status gizi, diukur dengan rumus IMT, skala nominal, normal: IMT 18,6 – 22,9 kg/m2,dan tidak normal.Hubungan perilaku self management dengan status gizi diuji dengan chi-square.
Hasil : Dari 30 responden didapatkan hasil 76.7 % memiliki self management dengan kategori cukup dan 63,3 % memiliki status gizi tidak normal. Analisa bivariat mendapatkan nilai sig 0,503 (> 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku self management dengan status gizi. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku self management dan status gizi pasien diabetes melitus tipe 2 di Kecamatan Sumbang Banyumas.
References
Afridah W, dkk. Analisis Faktor Perilaku terhadap Prevalensi Penyakit Diabetes Melitus di Indonesia.
Laporan Penelitian Prodi Kesehatan Masyarakat UNUSA Surabaya. 2014
American DA. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. 2015
Damayanti, S., 2017. Efektivitas (Self-Efficacy Enhancement Intervention Program (Seeip) Terhadap Efikasi Diri Manajemen Diabetes Mellitus Tipe 2 Santi Damayanti *). Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4(2).
DEPKES RI. 2017. Situasi dan Analisis Diabetes. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ernawati, D. A., Harini, I. M., & Gumilas, N. S. A. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Diet pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Sumbang Banyumas. Journal of Bionursing, 2(1), 63-67.
Funnel, M. M. et al.National Standards for Diabetes Self-Management Education. 31, (2008)
Huang, M., Parker, M. J. & Stubbe, J. Choosing the right metal: Case studies of class I ribonucleotide reductases. J. Biol. Chem.289, 28104–28111 (2014
IDF. 2017. Diabetes Atlas Eighth Edition. International Diabetes Federation, Belgium
Kemenkes RI. (2018). Buku Saku Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017. B Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.
Kocurek, B. 2009. Promoting Medication Adherence in Older Adults and The Rest of Us. Diabetes Spectrum. 22(2): 80-84.
Limanan D, Prijanti AR. Hantaran sinyal leptin dan obesitas : hubungannya dengan penyakit kardiovaskuler. 2013;1(2).
Maulana. (2013). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 124-144 Notoatmodjo, S., Metodologi Penelitian Kesehatan, 2010, Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S (2013). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Cetakan 2, Jakarta: Rineka Cipta
Paputungan SR, Harsinen S. 2014. Peranan Pemeriksaan Hemoglobin A1c pada Pengelolaan Diabetes Melitus. Cermin Dunia Kedokteran 41(9): 650-655.
Perdana A, Ichsan B, Rosyidah D, 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit DM Dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah Pada Pasien DM Tipe 2 Di RSU PKU Muhammadiyah Surakarta. Biomedika. 5(2)
PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Jakarta.
Permana H, 2019. Komplikasi Kronik dan Penyakit Penyerta pada Diabetisi. Division of Endocrinology and Metabolism Department of Internal Medicine Padjadjaran University Medical School
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah : Semarang.
RISKESDAS. 2017. Riset Kesehatan Dasar 2017. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI : Jakarta.
Soegondo, S.dkk, Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004.
Soelistijo SA., Hermina N., Achmad R.,Pradana S.,Ketut S.,Asman M., et al. 2015. Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia. Jakarta : Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI).
Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC.2001
Suryani, Rosdiana D, Chirstianto E. Gambaran status gizi pasien diabetes melitus tipe 2 di bangsal penyakit dalam RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. JOM FK. 2016;3(1):3– 8. 9.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.