“ONO NIHA”: INKLUSIVITAS MASYARAKAT NIAS DI SALATIGA
Abstract
Penelitian ini membahas pemaknaan konsep “Ono Niha” sebagai filosofi identitas orang Nias yang merantau ke Kota Salatiga, khususnya dalam komunitas Ikaoni. “Ono Niha”, yang secara harfiah berarti anak manusia atau keturunan manusia, dimaknai tidak hanya sebagai penanda etnis, tetapi sebagai nilai kemanusiaan universal yang mendorong sikap inklusif, solidaritas, dan kehidupan yang harmonis di tengah masyarakat multikultural. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep tersebut dikonstruksi, dimaknai, dan dipraktikkan oleh orang Nias di perantauan dalam membangun hubungan sosial lintas budaya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma konstruktivisme, data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi terhadap anggota komunitas Ikaoni di Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Nias menginternalisasi nilai “Ono Niha” melalui proses interaksi sosial yang memungkinkan mereka menyesuaikan identitas budaya dengan konteks lokal tanpa kehilangan jati diri. Proses adaptasi ini mencerminkan sikap terbuka, toleran, serta kemampuan negosiasi budaya yang tinggi. Konsep “Ono Niha” terbukti berperan sebagai landasan moral dan sosial yang memperkuat integrasi sosial serta menciptakan ruang inklusif bagi keberagaman. Temuan ini diharapkan dapat memperkaya kajian tentang nilai-nilai peran budaya lokal dalam membangun harmoni sosial, serta memberikan kontribusi terhadap pengembangan kebijakan multikulturalisme di Indonesia.
Kata kunci: Ono Niha, Inklusivitas, Komunitas Ikaoni, Nias, Salatiga, Multikulturalisme
References
Denzin, N. K., & Lincoln, Y.S. (2022). The SAGE Handbook of Qualitative Research. SAGE Publications.
Harefa, A. (2013). Eksistensi fondrakö dalam hukum adat Nias. Jurnal Hukum & Budaya Nias, 4(2).
Hendro Prabowo, & Agus Suparman. (2005). Masalah etnisitas dan tata ruang di Indonesia. In Proceeding. Seminar Nasional PESAT 2005 (Universitas Gunadarma).
Hofstede, G. (2001). Culture’s consequences: Comparing values, behaviors, institutions and organizations across nations (2nd ed.). SAGE Publications. https://us.sagepub.com/en-us/nam/cultures-consequences/book9713
Leong, C. H., & Ward, C. (2006). ”Intercultural Relations Inplural Societies: Theory, Research and Apllication” In Book: Cambridge handbook of acculturation psychology. Cambridge University Press, UK
Lee, E. S. (1966). A theory of migration. Demography, 3(1), 47–57.
Miller, F. A., & Katz, J. H. (2009). The inclusion breakthrough: Unleashing the real power of diversity. Berrett-Koehler Publishers.
Nugroho, H. S., & Rahman, A. (2019). Inklusivitas sosial dalam komunitas etnis minoritas di kota multikultural. Jurnal Komunikasi dan Masyarakat, 11(2), 89–99. https://doi.org/10.24198/jkm.v11i2.23456
Panjaitan, Rahel (2023, 10 Oktober). ”Diyakini sebagai Leluhur Suku Nias, Apa Arti Ono Niha?”. travel.okezone.com, dari https://travel.okezone.com/read/2023/10/10/406/2898223/diyakini-sebagai-leluhur-suku-nias-apa-arti-ono-niha
Parekh, B. (2000). Rethinking multiculturalism: Cultural diversity and political theory. Harvard University Press.
Pemerintah Kota Salatiga. (n.d.). Selayang pandang. https://salatiga.go.id/tentang-salatiga/selayang-pandang/
Rahardjo, M. (2010). Triangulasi dalam penelitian kualitatif. https://uin-malang.ac.id/r/101001/triangulasi-dalam-penelitian-kualitatif.html
Sugiyono. (2019). Metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D. Alphabeta.
Suwartiningsih, Sri. & Samiyono, David. (2014). ”Kearifan Lokal Masyarakat Nias Dalam Mempertahankan Harmoni Sosial”. Tersedia dari http://repository.uksw.edu/handle/123456789/5183
Wiratomo, A. P., & Pianto, D. (2024). Dinamika multikultural masyarakat Salatiga terhadap penguatan integrasi nasional. Jurnal Multikulturalisme Indonesia, 10(1), 45–60. https://doi.org/10.1234/jmi.2024.10.1.45