PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME KOMPOSIT AKAR WANGI DENGAN MATRIKS POLIURETAN MENGGUNAKAN METODE COMPERSSION MOLDING TERHADAP KEKUATAN TARIK

  • Fajar Paundra Teknik Mesin, Institut Teknologi Sumatera
  • Dicky Januarizky Silitonga Teknik Mesin, Institut Teknologi Sumatera
  • Aditya Septian Putra Teknik Mesin, Institut Teknologi Sumatera
  • Muhammad Syaukani Teknik Mesin, Institut Teknologi Sumatera
  • Abdul Muhyi Teknik Mesin, Institut Teknologi Sumatera
  • Muhammad Luqman Saiful Fikri Teknik Mesin, Universitas Global Jakarta

Abstract

Fraksi volume pada proses pembuatan komposit sangat berpengaruh terhadap kekuatan mekaniknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi fraksi volume komposit serat akar wangi dengan matriks poliuretan terhadap kekuatan tarik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat akar wangi sebagai penguat dan poliuretan sebagai matriks. Variasi fraksi volume serat dan resin yang digunakan adalah 10:90%, 20:80%, dan 30:70%. Proses pembuatan komposit dilakukan dengan metode compression molding selama 24 jam pada tekanan 5 bar. Pengujian kekuatan tarik mengacu pada standar ASTM D638. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik maksimum tertinggi sebesar 1,298 MPa diperoleh pada fraksi volume 30% serat dan 70% resin. Sedangkan kekuatan tarik terendah sebesar 0,777 MPa terjadi pada fraksi volume 10% serat dan 90% resin.

Author Biographies

Dicky Januarizky Silitonga, Teknik Mesin, Institut Teknologi Sumatera

Fraksi volume pada proses pembuatan komposit sangat berpengaruh terhadap kekuatan mekaniknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi fraksi volume komposit serat akar wangi dengan matriks poliuretan terhadap kekuatan tarik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat akar wangi sebagai penguat dan poliuretan sebagai matriks. Serat akar wangi, yang dibersihkan dari kotoran, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 24 jam untuk mengurangi kadar air. Setelah itu, serat dipotong-potong hingga ukuran seragam sesuai kebutuhan spesimen uji.Variasi fraksi volume serat dan resin yang digunakan adalah 10:90%, 20:80%, dan 30:70%. Proses pembuatan komposit dilakukan dengan metode compression molding selama 24 jam pada tekanan 5 bar. Proses pengeringan komposit berlangsung selama 3 hari di udara terbuka. Pengujian kekuatan tarik mengacu pada standar ASTM D638. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik maksimum tertinggi sebesar 1,298 MPa diperoleh pada fraksi volume 30% serat dan 70% resin. Sedangkan kekuatan tarik terendah sebesar 0,777 MPa terjadi pada fraksi volume 10% serat dan 90% resin.

Aditya Septian Putra, Teknik Mesin, Institut Teknologi Sumatera

Fraksi volume pada proses pembuatan komposit sangat berpengaruh terhadap kekuatan mekaniknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi fraksi volume komposit serat akar wangi dengan matriks poliuretan terhadap kekuatan tarik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat akar wangi sebagai penguat dan poliuretan sebagai matriks. Serat akar wangi, yang dibersihkan dari kotoran, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 24 jam untuk mengurangi kadar air. Setelah itu, serat dipotong-potong hingga ukuran seragam sesuai kebutuhan spesimen uji.Variasi fraksi volume serat dan resin yang digunakan adalah 10:90%, 20:80%, dan 30:70%. Proses pembuatan komposit dilakukan dengan metode compression molding selama 24 jam pada tekanan 5 bar. Proses pengeringan komposit berlangsung selama 3 hari di udara terbuka. Pengujian kekuatan tarik mengacu pada standar ASTM D638. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik maksimum tertinggi sebesar 1,298 MPa diperoleh pada fraksi volume 30% serat dan 70% resin. Sedangkan kekuatan tarik terendah sebesar 0,777 MPa terjadi pada fraksi volume 10% serat dan 90% resin.

Muhammad Syaukani, Teknik Mesin, Institut Teknologi Sumatera

Fraksi volume pada proses pembuatan komposit sangat berpengaruh terhadap kekuatan mekaniknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi fraksi volume komposit serat akar wangi dengan matriks poliuretan terhadap kekuatan tarik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat akar wangi sebagai penguat dan poliuretan sebagai matriks. Serat akar wangi, yang dibersihkan dari kotoran, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 24 jam untuk mengurangi kadar air. Setelah itu, serat dipotong-potong hingga ukuran seragam sesuai kebutuhan spesimen uji.Variasi fraksi volume serat dan resin yang digunakan adalah 10:90%, 20:80%, dan 30:70%. Proses pembuatan komposit dilakukan dengan metode compression molding selama 24 jam pada tekanan 5 bar. Proses pengeringan komposit berlangsung selama 3 hari di udara terbuka. Pengujian kekuatan tarik mengacu pada standar ASTM D638. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik maksimum tertinggi sebesar 1,298 MPa diperoleh pada fraksi volume 30% serat dan 70% resin. Sedangkan kekuatan tarik terendah sebesar 0,777 MPa terjadi pada fraksi volume 10% serat dan 90% resin.

Abdul Muhyi, Teknik Mesin, Institut Teknologi Sumatera

Fraksi volume pada proses pembuatan komposit sangat berpengaruh terhadap kekuatan mekaniknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi fraksi volume komposit serat akar wangi dengan matriks poliuretan terhadap kekuatan tarik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat akar wangi sebagai penguat dan poliuretan sebagai matriks. Serat akar wangi, yang dibersihkan dari kotoran, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 24 jam untuk mengurangi kadar air. Setelah itu, serat dipotong-potong hingga ukuran seragam sesuai kebutuhan spesimen uji.Variasi fraksi volume serat dan resin yang digunakan adalah 10:90%, 20:80%, dan 30:70%. Proses pembuatan komposit dilakukan dengan metode compression molding selama 24 jam pada tekanan 5 bar. Proses pengeringan komposit berlangsung selama 3 hari di udara terbuka. Pengujian kekuatan tarik mengacu pada standar ASTM D638. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik maksimum tertinggi sebesar 1,298 MPa diperoleh pada fraksi volume 30% serat dan 70% resin. Sedangkan kekuatan tarik terendah sebesar 0,777 MPa terjadi pada fraksi volume 10% serat dan 90% resin.

Muhammad Luqman Saiful Fikri, Teknik Mesin, Universitas Global Jakarta

Fraksi volume pada proses pembuatan komposit sangat berpengaruh terhadap kekuatan mekaniknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi fraksi volume komposit serat akar wangi dengan matriks poliuretan terhadap kekuatan tarik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat akar wangi sebagai penguat dan poliuretan sebagai matriks. Serat akar wangi, yang dibersihkan dari kotoran, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 24 jam untuk mengurangi kadar air. Setelah itu, serat dipotong-potong hingga ukuran seragam sesuai kebutuhan spesimen uji.Variasi fraksi volume serat dan resin yang digunakan adalah 10:90%, 20:80%, dan 30:70%. Proses pembuatan komposit dilakukan dengan metode compression molding selama 24 jam pada tekanan 5 bar. Proses pengeringan komposit berlangsung selama 3 hari di udara terbuka. Pengujian kekuatan tarik mengacu pada standar ASTM D638. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik maksimum tertinggi sebesar 1,298 MPa diperoleh pada fraksi volume 30% serat dan 70% resin. Sedangkan kekuatan tarik terendah sebesar 0,777 MPa terjadi pada fraksi volume 10% serat dan 90% resin.

Published
2025-06-30
How to Cite
PAUNDRA, Fajar et al. PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME KOMPOSIT AKAR WANGI DENGAN MATRIKS POLIURETAN MENGGUNAKAN METODE COMPERSSION MOLDING TERHADAP KEKUATAN TARIK. Journal of Industrial and Mechanical Engineering, [S.l.], v. 3, n. 1, p. 1-6, june 2025. ISSN 0000-0000. Available at: <https://jos.unsoed.ac.id/index.php/jimien/article/view/15558>. Date accessed: 03 july 2025. doi: https://doi.org/10.20884/1.jimien.2025.3.1.15558.
Section
Articles