Pemberdayaan Nelayan Lokal Indonesia Untuk Mengatasi Penyelundupan di Batam
Abstract
Abstrak
Mengontrol laut berjuta kilometer persegi membuat Indonesia memiliki batas maritim besar. Dibutuhkan sumber daya yang sangat besar untuk mengontrol perbatasan maritim secara optimal. Pengawasan untuk memastikan perbatasan tidak digunakan sebagai lintasan perdagangan gelap, perdagangan narkotika, dan penyelundupan senjata. Sayangnya, Indonesia belum memiliki kekuatan pokok minimum untuk mengontrol batas-batasnya. Sumber daya yang terbatas tercermin dalam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kantor Batam, Kepulauan Riau. Agen avant garde dalam pencegahan penyelundupan tidak memiliki cukup tenaga dan kapal untuk rutin berpatroli di sekitar Batam, kota per-batasan yang terletak di Indonesia, dan perbatasan Malaysia-Singapura. Akibatnya, Batam menjadi salah satu pintu masuk dan keluar dari berbagai selundupan. Oleh karena itu, keterlibatan aktor-aktor non-negara untuk menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi penyelundupan. Salah satu aktor negara di Batam adalah pelaut Indonesia lokal yang memiliki lebih banyak orang dan kapal dari DJBC.
Kata-kata kunci: penyelundupan, keamanan maritime, manajemen perbatasan, actor non Negara, pelaut local
Abstract
Control million of square kilometres ocean making Indonesia has enormous maritime boundaries. It takes enormous resources to control the maritime border optimally. Supervision, apropos, to ensure the border is not used as the trajec-tory of illicit trade, narcotic trafficking, and arms smuggling. Unfortunately, Indonesia hasn’t had minimum essential force to control her boundaries yet. Limited resources was reflected in Directorate General of Custom and Excise (DGCE) Office Batam, Riau Islands. Avant garde agent in smuggling prevention does not have enough personnel and ships to routinely patrol around Batam, border city located in Indonesia, Malaysia and Singapore boundaries. Conse-quently, Batam become one of the entrances and exits of various contraband. . Therefore, the involvement of non-state actors to be one alternative to overcome smuggling. One state actors in Batam is a local Indonesian seafarer who has more people and boats than DJBC.
Keywords : smuggling, maritime security, boundaries management, non-state actors, local fisheries
1. The author retains copyright and grants the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons attribution license that allows others to share the work within an acknowledgment of the work’s authorship and initial publication of this journal.
3. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their websites) before and during submission, as it can lead to productive exchanges and earlier and more extraordinary citations of published works.