Kajian Etnozoologi Biawak (Varanus salvator) dalam Bidang Kesehatan oleh Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD)
Abstrak
Biawak atau dikenal sebagai Biawak air Asia (Varanus salvator) merupakan salah satu reptil yang ditemukan di Asia, salah satunya di Indonesia. Selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan, beberapa masyarakat memanfaatkan biawak untuk pengobatan penyakit terutama masyarakat yang masih mempertahankan adat dan kepercayaan leluhur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan masyarakat adat lokal dalam memanfaatkan biawak untuk pengobatan penyakit dan mengintegrasikan dengan upaya konservasi tradisional yang dilakukan masyarakat. Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan ethnozoologi dengan melalui metode kajian literatur. Hasil menujukkan bahwa masyarakat lokal tertutama masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) di daerah Jambi memanfaatkan biawak untuk pengobatan penyakit kulit, antialergi dan penyakit kurap dengan cara dibakar atau memasaknya menggunakan minyak goreng hingga lemak pada biawak mencair untuk dijadikann salep. Namun, masyarakat lokal tersebut tetap berupaya menjaga keseimbangan populasi biawak dengan memilih biawak yang berukuran besar yang sudah layak untuk dikonsumsi, menggunakan alat berburu sederhana, dan upaya domestikasi sehingga populasi biawak tetap terjaga secara berkelanjutan. Hal ini diketahui karena mekanisme pengobatan antialergi dari daging biawak berpotensi untuk mengurangi efek alergi yang diberikan allergan berupa histamin 1,5 % sebanyak 10 ml. Kesimpulan, pemanfaatan biawak dalam bidang kesehatan yang di lakukan masyarakat lokal secara arif mampu meningkatkan skill konservasi melalui pengetahuan ekologi tradisional (Traditional Ecological Knowledge)
Referensi
Adelia, N. 2010. Pengetahuan tradisional tentang pemanfaatan tumbuhan obat oleh Masyarakat Suku Lom di Dusun Air Abik Desa Gunung Muda Kecamatan Belinyu-Bangka. Pangkalpinang: Universitas Bangka Belitung.
Afriyansyah, B., Hidayati, N. A., Aprizan, H., Pertanian, F., Biologi, P., Belitung, U. B., & Belitung, B. 2016. Pemanfaatan hewan sebagai obat tradisional oleh Etnik Lom di Bangka. Jurnal Penelitian Sains, Vol 18 (2) : 66–74.
Arisnagara, F. 2009. Pemanfaatan reptil sebagai obat dan makanan di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Bennett, D. 1995. The water monitor Varanus salvator. Reptilian, 3(8), 2–5.
Cabral, S. R. P., de Souza Santos, L. R., Franco-Belussi, L., Zieri, R., Zago, C. E. S., & de Oliveira, C. 2011. Anatomy of the male reproductive system of Phrynops geoffroanus (Testudines: Chelidae. Acta Scientiarum. Biological Sciences, 33(4), 487–492.
Erdelen, W. 1991. Conservation and population ecology of monitor lizards: the water monitor Varanus salvator (Laurenti, 1768) in south Sumatra. Mertensiella, 2 : 120–135.
Farida, M. Y., Jumari, & Fuad, M. 2014. Etnozoologi Suku Anak Dalam (SAD) Kampung Kebun Duren Desa Lantak Seribu Kecamatan Renah Pamenang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Jurnal Biologi, 3(1) : 29–39.
Gaulke, M., & Horn, H. G.2004. Varanus salvator (nominate form). Varanoid Lizards of the World. Indiana University Press, Bloomington : 244–257.
Gumilang, R., Priyono, A., & Mardiastuti, A. 2002. Populasi dan penyebaran biawak air asia (Varanus salvator) di Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Jakarta. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hanjar, H., Nitibaskara, T. U., & Iskandar, S. 2018. Populasi dan pola aktivitas harian biawak air (Varanus salvator) di Kawasan Konservasi Laut Daerah Pulau Biawak, Indramayu. Jurnal Nusa Sylva, 16(1), 18–23.
Hargono. 1994. Industri obat tradisional di Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Repunlik Indonesia.
Iswandono, E., Amir, E., Zuhud, M., Hikmat, A., & Kosmaryandi, N. 2015. Pengetahuan etnobotani Suku Manggarai dan implikasinya terhadap pemanfaatan tumbuhan hutan di Pegunungan Ruteng. Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 20(3), 171–181.
Jumiati, J., Hariyadi, B., & Murni, P. 2012. Studi etnobotani rotan sebagai bahan kerajinan anyaman pada Suku Anak Dalam (SAD) di Dusun III Senami, Desa Jebak, Kabupaten Batanghari, Jambi. Biospecies, 5(1).
Koch, A., Gaulke, M., & Boehme, W.2010. Unravelling the underestimated diversity of Philippine water monitor lizards (Squamata: Varanus salvator complex), with the description of two new species and a new subspecies. Zootaxa, 2446(1), 1–54.
Pah, M. K. 2003. Aktivitas harian biawak air asia (Varanus salvator) di Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Jakarta (skripsi). Bogor. Fahutan. IPB.
Paisal, Malik, A., & Safita, R. 2018. Pemanfaatan hewan sebagai alternatif pengobatan tradisional Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas Kabupaten Sarolangun). UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pianka, E., & King, D. 2004. Varanoid lizards of the world. Indiana University Press.
Putra, Y. A. E., Masy’ud, B., & Ulfah, M. 2008. Keanekaragaman satwa berkhasiat obat di Taman Nasional Betung Kerihun, Kalimantan Barat Indonesia. Media Konservasi, 13(1) : 8-15.
Rossi, L. F., Luaces, J. P., Aldana Marcos, H. J., Cetica, P. D., Perez Jimeno, G., & Merani, M. S. 2013. Anatomy and histology of the male reproductive tract and spermatogenesis fine structure in the lesser anteater (Tamandua tetradactyla, Myrmecophagidae, Xenarthra): morphological evidences of reproductive functions. Anatomia, Histologia, Embryologia, 42(4) : 247–256.
Saifudin, A.-A. 1967. Al-Ihkamfi Ushul al-Ahkam.
Wikramanayake, E. D., & Dryden, G. L. 1993. Thermal ecology of habitat and microhabitat use by sympatric Varanus bengalensis and V. salvator in Sri Lanka. Copeia : 709–714.