Pengaruh Pemberian Inokulum Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Campuran terhadap Kemunculan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Melon (Cucumis melo L.)
Abstract
Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Melon (Cucumis melo L.) merupakan contoh dari sayuran dan buah yang banyak di konsumsi oleh masyarakat, serta juga memiliki banyak manfaat. Permintaan pasar untuk mentimun dan melon sangat tinggi, maka produksi harus mengikuti tingginya permintaan pasar. Ada beberapa permasalahan dalam produksi, salah satunya adalah penyakit layu yang disebabkan oleh Fusarium. Secara konvensional, penggunaan fungisida sintetik dianggap sebagai solusi yang tepat untuk mengendalikan penyakit layu fusarium. Namun demikian, dengan mempertimbangkan dampak negatif dari fungisida tersebut, penggunaan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) menjadi alternatif pilihan yang dapat diaplikasikan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dosis berbeda dari inokulum FMA campuran (0, 5, 10, 15, 20 g FMA dengan medium pembawa zeolit / tanaman). Parameter utama adalah intensitas penyakit, sedangkan parameter pendukungnya adalah pH tanah, temperatur, kelembapan, masa inkubasi penyakit, dan derajat infeksi FMA terhadap akar tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Uji ragam (uji F) denganStandar Kesalahan 5%. Berdasarkan hasil penelitian, tanaman yang diinokulasi dengan inokulum mikoriza lebih tahan terhadap penyakit layu fusarium. Dosis optimal FMA campuran untuk mengurangi intensitas penyakit layu fusarium pada tanaman mentimun adalah adalah M3BT (inokulasi FMA campuran 15 g/tanaman) dan melon adalah M2BM (inokulasi FMA campuran 10 g/tanaman)
References
Dewi, N. M., Abdul, C., & Liliek, S. 2013. Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak Dan Trichoderma Sp. Untuk Menekan Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Melon. Jurnal HPT, 1( 3): 80-90.
Farhati, N., Purnomowati, & Uki, D. 2017. Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikula Arbuskula (MVA) Campuran terhadap Kemunculan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Melon (Cucumis melo L.). Biosfera, 34(2): 98-102.
Gusnawaty, H. S., Muhammad, T., Syair, & Esmin., 2014. Efektifitas Trichoderma Indigenus Hasil Perbanyakan Pada Berbagai Media Dalam Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium Dan Meningkatkan Pertumbuhan Serta Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). AGRIPLUS, 24(2): 99-110.
Mosse, B., 1981. Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Research for Tropical Agriculture. Hawaii: Hawaii Institute of Tropical Agriculture and Human Resources.
Musafa, M. K., Luqman, Q. A., & Budi, P. 2015. Peran Mikoriza Arbuskula Dan Bakteri Pseudomonas Fluorescens Dalam Meningkatkan Serapan P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung Pada Andisol. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 2(2): 191-197.
Nusantara, A. D., Bertham, Y. H., & Mansur, I. 2012. Bekerja Dengan Fungi Mikoriza Arbuskula. Bogor : SEAMEO BIOTROP.
Parapasan, Y., & Gusta A. R., 2014. Waktu dan Cara Aplikasi Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Kopi. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 13(3): 203-208.
Purnomowati. 1996. Inokulum Mikoriza Vesikula Arbuskula (VMA) Glomus sp. Dan G. margarita sebagai Upaya untuk Menekan Penyakit Busuk batang Sclerotium pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L) merr). Purwokerto: Laporan Hasil Penelitian Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman.
Putri, A. O. T., Bambang H., & Arif W. 2016. Pengaruh Inokulasi Mikoriza Arbuskular Terhadap Pertumbuhan Bibit Dan Intensitas Penyakit Bercak Daun Cengkeh, Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, (10)2: 145 – 154.
Rahayuniati, R. F., & Endang, M. 2009. Pengendalian Penyakit Layu Fusarium Tomat: Aplikasi Abu Bahan Organik dan Jamur Antagonis. Jurnal Pembangunan Pedesaan, (9)1: 26-34.
Rozy, F., E. Liestiany &Maftuhah. 2004. Kemampuan Mikoriza Mengendalikan Serangan Rhizoctonia solani Kuhn pada Kedelai, Agroscientiae, 2(11): 91-98.
Rukmana, R. 1994. Budidaya Mentimun.Yogyakarta : Karsinus.
Rukmana, R. 1995. Budidaya Melon Bibrida. Yogyakarta : Karsinus
Soenartiningsih., 2013. Potensi Cendawan Mikoriza Arbuskular sebagai Media Pengendalian Penyakit Busuk Pelepah pada Jagung. Iptek Tanaman Pangan, 8(1): 48-53.
Soesanto, L., Ruth, F. R. 2009. Pengimbasan Ketahanan Bibit Pisang Ambon Kuning Terhadap Penyakit Layu Fusarium Dengan Beberapa Jamur Antagonis. J. HPT Tropika, 9(2): 130 – 140
Solihah, S. M., Uki, D., & Purnomowati. 2013. Inokulasi Mikoriza Vesikula Arbuskula (MVA) Campuran Sebagai Pengendali Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Semangka (Citrullus Vulgaris Schard). AGRITECH, (XV)1: 1 – 11.
Suhardi, 1987. Pemanfaatan mikoriza bagi pengembangan pertanian dan kehutanan di Indonesia. Makalah Seminar Bioteknologi Indonesia 17–19 Februari 1987, Yogyakarta: UGM Press.
Sujatmiko, B., Endang, S., & Rudi, H. M. Studi Ketahanan Melon (Cucumis Melo L) Terhadap Layu Fusarium Secara In-Vitro Dan Kaitannya Dengan Asam Salisilat. Ilmu Pertanian, 15(2): 1 – 18
Sukmawaty, E., Hafsan., & Asriani.2016. Identifikasi Cendawan Mikoriza Arbuskula Dari Perakaran Tanaman Pertanian.Biogenesis, 4(1): 16-20.
Utama, P., Dusep, Suhendar., & Lisa, Herlisa. 2013. Penggunaan Berbagai Macam Media Tumbuh dalam Pembuatan Bibit Induk Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal Agroekoteknologi, 5(1): 45 – 53.
Vieira, F.R., & Meire, C.N. 2016. Optimization of substrate preparation for oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) cultivation by studying different raw materials and substrate preparation conditions (composting: phases I and II). World J Microbiol Biotechnol, 32: 190-1.