Preferensi Rayap (F:Rhinotermitidae) Terhadap Berbagai Tonggak Pohon Jati (Tectona grandis) dan Wangkal (Albizia procera) di Kawasan Cagar Alam Bantarbolang, Pemalang, Jawa Tengah

  • Hena Himawanti Mahasiswi
  • Imam Widhiono
  • Hery Pratiknyo

Abstract

Rayap menjadikan kayu sebagai sumber makanan sekaligus sebagai tempat tinggal (shelter). Di hutan, terdapat banyak tonggak kayu sebagai sumber makanan rayap. Rayap akan dihadapkan pada banyak pilihan makanan sehingga rayap akan memilih tipe makanan yang paling disukai.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kehadiran rayap Schedorhinotermes javanicus (familia Rhinotermitidae) pada Tonggak Pohon Jati (Tectona grandis) dan Wangkal (Albizia procera) di Cagar Alam Bantarbolang Pemalang, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik sampling diatur dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK). Sebagai plot utama adalah kedalaman masuk hutan (0 m, 50 m, 100 m, 150 m dan 200 m) dari tepi hutan, sedangkan ulangan sekaligus blok berupa kelompok umur tonggak sejak pemotongan. Spesimen rayap diambil pada tonggak kayu Jati (Tectona grandis) dan Wangkal (Albizia procera) yang terdapat pada area 0 m sampai 200 m dari tepi hutan. Dengan memperhatikan umur tonggak sejak pemotongan pohon. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari umur tonggak dan jarak tonggak dari batas tepi hutan dengan kehadiran rayap S. javanicus pada tonggak kayu Jati (Tectona grandis) dan Wangkal (Albizia procera).

References

Abe, T. dan Higashi, M., 1991. Cellulose Centered Perspective on Terrestrial Community Structure. Oikos, 60(1): 127-133.

Ahmad, M. 1958. Key to Indomayan Termites Biologi Volume 4, India: s.n.

Baker, W.L., dan Dillon, G.K., 2000. Plant and vegetation responses to edges in the southern Rocky Mountain. In: Knight, R.L., Smith, F.W., Buskirk, S.W., Romme, W.H., Baker, W.L. (Eds.), Forest Fragmentation in the Southern Rocky Mountains. University Press of Colorado, Boulder, CO: 221–245.

Bignell, D. E. dan Eggleton, P., 2000. Termites in Ecosystems. In Termites : Evolution, Sociality, Symbiosess, Ecology. Dordecht: Kluwer Academic Publisher: 363-387.

Cahyono, T. D., 2012. Beberapa Sifat Kimia dan Keawetan Alami Kayu Samama (Antocephalus macrophylus Roxb.) Terhadap Rayap Tanah. Jurnal Fakultas Pertanian, Universitas Darusalam Ambon.

Donovan, S. E., Jones, D. T., Sands, W. A., dan Egglenton, P., 2000. Morphological Phylogenetics of Termites. Biol J Linn Soc, 70: 467-513.

Elzinga, RJ. 2004. Fundamental of Entomology. Ed. Ke-6. New Jersey: Pearson Educ.

Fardila, D., & Sutomo. 2011. Species Composition and Interspecific Association of Plants in Primary Succession of Mount Merapi, Indonesia. Biodiversitas, 12(4): 212-217.

Faszly, R., Idris, A. B., dan Sajap, A. S., 2005. Termites (Insecta: Isoptera) Assemblages from Sungai Bebar Peat Swamp Forest, Pahang. Biodeversity Expedition Sungai Bebar, Pekan, Pahang, 4: 137–140.

Gathorne-Hardy, F. J., Syaukani., dan Eggleton, P,. 2001. The Effects of Altitude and Rainfall on the Composition of the Termites (Isoptera) of the Leuser Ecosystems (Sumatra, Indonesia). J Tropic Ecol, 17: 379 – 393.

Gullan, P.J., dan Cranston, P.S., 1999. The Insect An Outline of Entomology. Edisi Ke-2. Oxford: Blackwell Sci

Hadi, U.K. dan Singgih, Sigit H., 2006. Hama Pemukiman Indonesia: Pengenalan, Biologi dan Pengendalian. Bogor: Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman Fakultas Kedokteran Hewan Bogor.

Haneda, N. F. Dan Firmansyah, A. 2012. Keanekaragaman Rayap Tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi. Jurnal Silvikultur Tropika, 2(3): 92-96.

Jateng, BKSDA., 2004. Buku Informasi Kawasan Konservasi. Pemalang : BKSDA Jateng.

Jones, D. T., dan Eggleton, P., 2000. Sampling Termite Assemblages in Tropical Forests: Testing a Rapid Biodiversity Assessment Protocol. Journal of Applied Ecology, 37: 191-203.

Kabelen, F. dan M. Warpur. 2009. Struktur, Komposisi jenis pohon dan nilai ekologi vegetasi kawasan hutan di Kampung Sewan Distrik Sarmi, Kabupaten Sarmi. Jurnal Biologi Papua,1 (2): 72-80

Kambhampati, S., dan Egglenton, P., 2000. Taxonomy and phylogeny of termites. Di dalam: Abe T, Bignell DE, Higashi M. 2000. Termites Evolution, Sociality, Symbioses, Ecology. Dordecht: Kluwer Academic. pp. 1- 23.

Lee, K. E. dan Wood, T. G. 1971. Termites and Soil, London: Academic Press.

Martini. 1975. Mengenal Hama Tanaman Kayu Putih. Jakarta: Universitas Nasional Jakarta.

Murcia C. 1995. Edge effects in fragmented forests: implications for conservation. TREE, 10 (2): 58-62.

Muslich, Mohammad dan Sri, Ruliaty. 2011. Kelas Awet 15 Jenis Kayu Andalan Setempat terhadap Rayap Kayu Kering, Rayap Tanah dan Penggerek di Laut. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29(1): 67-77.

Nandika, D., Rismayadi, Y., dan Diba, F., 2003. Rayap Biologi dan Pengendaliannya. Edisi Kedua. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Pribadi, T. 2009. Keanekaragaman Komunitas Rayap pada Tipe Penggunaan Lahan yang Berbeda Sebagai Bioindikator Kualitas Lingkungan. Tesis. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Purnomo, H., Sulistyantara, B., dan Gunawan, A., 2013. Peluang Usaha Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 10(4): 247 – 263.

Rodriguez, J.F. Sanchez dan Baz, A., 1995. The Effects of Elevation on the Butterfly Communities of a Mediterranean Mountain, Sierra de Javalambre, Central Spain. Journal of the Lepidopterists Society, 49(3): 192-207.

Roonwal, M.L. 1970. Termites of the Oriental Region. Di dalam: Krishna K, Weesner FM, editor. Biology of Termites, 2: 315-391.

Rusdiana, O., & Lubis R.S., 2012. Pendugaan Korelasi Antara karakteristik Tanah Terhadap Cadangan Karbon (Carbon Stock) Pada Hutan Sekunder. Jurnal Silvikultur Tropika, 3(1):14 – 21.

Sokanandi, A., Pari, G., Setiawan, D., & Saepuloh,. 2014. Komponen kimia sepuluh jenis kayu kurang dikenal: Kemungkinan penggunaan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 32(3): 209–220.

Subekti, Niken., 2012. Biodeteriorasi Kayu Pinus (Pinus merkusii) oleh Rayap Tanah Macrotermes gilvus Hagen (Blattodea: Termitidae). Bioteknologi, 9(2): 57-65.

Sudarmadi, B., 2013. Uji Aktivitas Anti Jamur Ekstrak Minyak Kayu Sindur (Sindora wallichi Benth) Terhadap Pertumbuhan Jamur Schizophyllum commune Fries. Jurnal Fakultas Hutan Lestari, 1(2): 190-198

Tarumingkeng, R.C. 1971. Biologi dan Pengendalian Rayap Perusak Kayu. LPPK 138.

Tho, Y.P., 1992. Termites of Peninsular Malaysia. In: L. G. Kirton, ed. Kuala Lumpur, Malaysia: Malayan Forest Record, p. 224.

Triplehorn, Charles A. dan Johnson, N. F., 2005. Borror and Delong’s Introduction to the Study of Insects. Thomson Brooks/Cole (Seven Edition).

Weins, J. A., 1992. What is landscape ecology, really?. Landscape Ecol. : 149-50.

Wibisono, Heru S., Jasni & Arsyad, Wa Ode M., 2018. Komposisi Kimia dan Keawetan Alami Delapan Jenis Kayu di Bawah Naungan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 36(1): 59-65.

Zuhri, M., & Sulistyawati, E., 2007. Pengelolaan Perlindungan Cagar Alam Gunung Papandayan. Jurnal Lingkungan Tropis, 28(4): 579- 588
Published
2019-12-10
How to Cite
HIMAWANTI, Hena; WIDHIONO, Imam; PRATIKNYO, Hery. Preferensi Rayap (F:Rhinotermitidae) Terhadap Berbagai Tonggak Pohon Jati (Tectona grandis) dan Wangkal (Albizia procera) di Kawasan Cagar Alam Bantarbolang, Pemalang, Jawa Tengah. BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed, [S.l.], v. 1, n. 2, p. 127-132, dec. 2019. ISSN 2714-8564. Available at: <https://jos.unsoed.ac.id/index.php/bioe/article/view/1695>. Date accessed: 23 feb. 2025. doi: https://doi.org/10.20884/1.bioe.2019.1.2.1695.
Section
Articles