Faktor-faktor Yang Memengaruhi Produksi Kedelai Lahan Sawah Di Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas
Abstrak
Kedelai menjadi tanaman pangan yang banyak dibutuhkan di Indonesia dan penting setelah padi dan jagung. Produktivitas kedelai di Kecamatan Kebasen sebanyak 1,8 ton per hektar masih jauh di bawah dari potensi produktivitas kedelai dengan varietas yang sama yaitu grobogan sebesar 2,6 ton per hektar. Masih rendahnya produktivitas kedelai yang diperoleh petani di Kecamatan Kebasen diduga disebabkan karena tingkat penggunaan faktor produksi yang kurang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap produksi usahatani kedelai di Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas dan juga untuk mengetahui besarnya produksi serta pendapatan yang diterima petani pada usahatani kedelai setiap hektar pada satu musim tanam di Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas.
Metode pengambilan data yang digunakan yaitu dengan wawancara langsung kepada 53petani kedelai di Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2022. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis fungsi produksi Cobb-Douglass serta analisis pendapatan.
Berdasarkan hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglass menunjukkan bahwa faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi kedelai di Kecamatan Kebasen yaitu luas lahan, benih, dan tenaga kerja. Sedangkan untuk pupuk dan pestisida tidak berpengaruh secara terhadap produksi kedelai. Berdasarkan hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa rata-rata produksi kedelai setiap hektar dalam satu kali masa tanam sebanyak 1.525,41 Kg dengan rata-rata harga jual sebesar Rp8.924,53. Sehingga rata-rata penerimaan sebesar Rp13.526.656,05. Biaya produksi kedelai di Kecamatan Kebasen setiap hektar pada satu kali musim tanam sebesar Rp10.558.402,19. Sehingga rata-rata pendapatan yang diterima petani kedelai di Kecamatan Kebasen setiap hektar dalam satu musim tanam sebesar Rp2.968.253,86.



