Upaya Pengendalian Hipertensi pada Petani di Desa Linggasari Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas
Abstract
Hipertensi ini sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia. Jika tidak terkontrol hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi jantung, stroke, penyakit ginjal, retinopati dan gangguan saraf. Kajian hipertensi di wilayah pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Banyumas hampir sama persentasenya yaitu kisaran 40%. Di Pedesaan dimana mata pencaharian sebagai petani merupakan pekerjaan yang dominan, didapatkan sebanyak 63% petani mengalami hipertensi. Tujuan kegiatan ini adalah mencegah dan mengendalikan hipertensi pada petani di Desa Linggasari Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas dengan model manajemen terpadu. Kegiatan yang dilakukan selama 3 tahun, meliputi kegiatan sosialisasi, pendidikan kesehatan, pelatihan, pendampingan, revitalisasi Posyandu Lansia, peningkatan sarana prasarana, KIE (Komunikasi, Edukasi dan Informasi) dan kemitraan. Bentuk kegiatan meliputi ceramah, diskusi, tanyajawab, roleplay, FGD, studi kasus, pendampingan dan lain-lain. Pada tahun tahun pertama kegiatan yang dilakukan meliputi 1) Sosialisasi program 2) Peningkatan pengetahun petani mengenai hipertensi dan faktor risikonya 3) Peningkatkan ketrampilan petani mengenai manajemen diri hipertensi 4) Penyediakan media informasi berupa buku pencegahan hipertensi bagi petani 5)Penyediaan sarana pengukuran tekanan darah bagi petani 6) Pendampingan. Kegiatan dilakukan di Desa Linggasari Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Sosialisasi program dilakukan pada perangkat desa untuk memberikan pemahaman pentingnya kegiatan dilakukan. Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan ceramah dan diskusi pada petani di Desa Linggasari. Peningkatan ketrampilan dilakukan dengan FGD pada petani untuk merumuskan manajemen diri yang baik bagi petani yang hipertensi. Penyediaan media dengan membuat buku yang diberikan kepada petani mengenai hipertensi dan pengendaliaanya. Pendampingan dilakukan dengan menjalin komunikasi dengan petani dan juga pihak Puskesmas untuk kegiatan pengendalian hipertensi pada petani. Hasil kegiatan Pendidikan Kesehatan menunjukkan rata-rata skor pengetahuan responden tentang hipertensi sesudah kegiatan meningkat sebesar 34,78% dari skor sebelumnya, yaitu dari 63,89 menjadi 86,11. Kedua skor tersebut dinyatakan berbeda secara signifikan berdasarkan hasil uji t berpasangan dengan nilai p=0,000 (< α 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pendidikan kesehatan berhasil meningkatkan pengetahuan petani tentang hipertensi.
ertensi ini sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia. Jika tidak terkontrol hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi jantung, stroke, penyakit ginjal, retinopati dan gangguan saraf. Kajian hipertensi di wilayah pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Banyumas hampir sama persentasenya yaitu kisaran 40%. Di Pedesaan dimana mata pencaharian sebagai petani merupakan pekerjaan yang dominan, didapatkan sebanyak 63% petani mengalami hipertensi. Tujuan kegiatan ini adalah mencegah dan mengendalikan hipertensi pada petani di Desa Linggasari Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas dengan model manajemen terpadu. Kegiatan yang dilakukan selama 3 tahun, meliputi kegiatan sosialisasi, pendidikan kesehatan, pelatihan, pendampingan, revitalisasi Posyandu Lansia, peningkatan sarana prasarana, KIE (Komunikasi, Edukasi dan Informasi) dan kemitraan. Bentuk kegiatan meliputi ceramah, diskusi, tanyajawab, roleplay, FGD, studi kasus, pendampingan dan lain-lain. Pada tahun tahun pertama kegiatan yang dilakukan meliputi 1) Sosialisasi program 2) Peningkatan pengetahun petani mengenai hipertensi dan faktor risikonya 3) Peningkatkan ketrampilan petani mengenai manajemen diri hipertensi 4) Penyediakan media informasi berupa buku pencegahan hipertensi bagi petani 5)Penyediaan sarana pengukuran tekanan darah bagi petani 6) Pendampingan. Kegiatan dilakukan di Desa Linggasari Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Sosialisasi program dilakukan pada perangkat desa untuk memberikan pemahaman pentingnya kegiatan dilakukan. Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan ceramah dan diskusi pada petani di Desa Linggasari. Peningkatan ketrampilan dilakukan dengan FGD pada petani untuk merumuskan manajemen diri yang baik bagi petani yang hipertensi. Penyediaan media dengan membuat buku yang diberikan kepada petani mengenai hipertensi dan pengendaliaanya. Pendampingan dilakukan dengan menjalin komunikasi dengan petani dan juga pihak Puskesmas untuk kegiatan pengendalian hipertensi pada petani. Hasil kegiatan Pendidikan Kesehatan menunjukkan rata-rata skor pengetahuan responden tentang hipertensi sesudah kegiatan meningkat sebesar 34,78% dari skor sebelumnya, yaitu dari 63,89 menjadi 86,11. Kedua skor tersebut dinyatakan berbeda secara signifikan berdasarkan hasil uji t berpasangan dengan nilai p=0,000 (< α 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pendidikan kesehatan berhasil meningkatkan pengetahuan petani tentang hipertensi.