EFISIENSI SISTEM VENTILASI ALAMI DALAM PENGENDALIAN PM2.5 DAN PENINGKATAN KENYAMANAN TERMAL DI LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR FTI UNUGHA CILACAPEFISIENSI SISTEM VENTILASI ALAMI DALAM PENGENDALIAN PM2.5 DAN PENINGKATAN KENYAMANAN TERMAL DI LABORATORIUM PRO
Abstract
Efisiensi ventilasi alami memiliki peran penting dalam menjaga kualitas udara dan kenyamanan termal di lingkungan kerja, terutama di laboratorium untuk proses Pendidikan. Salah satunya Laboratorium Proses Manufaktur FTI UNUGHA Cilacap menghadapi tantangan berupa tingginya konsentrasi PM2.5 serta kondisi termal yang tidak optimal. Kualitas udara yang buruk dan lingkungan yang tidak nyaman dapat berdampak negatif terhadap kesehatan pengguna dan kinerja operasional. Untuk mengukur efektivitas sistem ventilasi alami, dilakukan pengamatan dan pengukuran konsentrasi PM2.5, formaldehida (HCHO), suhu, dan kelembaban menggunakan Air Quality Meter dan Environment Meter. Selain itu, analisis Air Change per Hour (ACH) digunakan sebagai indikator aliran udara. Data yang diperoleh dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh PERMENKES dan ASHRAE untuk menilai kinerja sistem ventilasi. Hasil pengukuran menunjukkan konsentrasi PM2.5 mencapai 155 µg/m³, melebihi batas aman 65 µg/m³. Konsentrasi HCHO berada dalam batas aman dengan nilai maksimum 0,01 mg/m³. Suhu rata-rata laboratorium sebesar 28,1°C dan kelembaban 76,6%, keduanya melampaui standar kenyamanan termal. ACH yang tercatat sebesar 68,9 kali per jam menunjukkan sirkulasi udara yang tinggi, melebihi rekomendasi ASHRAE sebesar 10–20 kali per jam. Meskipun ventilasi alami menunjukkan efisiensi dalam aliran udara, hasil pengamatan mengindikasikan perlunya optimisasi sistem untuk mencapai keseimbangan antara kualitas udara dan kenyamanan termal. Penyesuaian ukuran dan jumlah bukaan ventilasi direkomendasikan agar kondisi lingkungan dapat mendukung produktivitas dan kesehatan pengguna laboratorium.