b Tradisi Ngupati (Selamatan Empat Bulan) Ibu Hamil di Wilayah Desa Klinting Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas Bahasa Indonesia

Main Article Content

Echa Oktaviana Dharma Putri

Abstract

ABSTRAK


Agama merupakan tatanan yang mengatur kepribadatan suatu kepercayaan setiap individu. Setiap agama memiliki cara pandang serta kepribadatan yang berbeda-beda antara agama yang satu dengan agama yang lainnya. Negara Indonesia terdiri dari berbagai adat dan budaya, sehingga dapat dikatakan sebagai negara multikultural. Pulau Jawa merupakan suku yang ada di Indonesia yang masih melekat dengan adat istiadat budaya setempat. Masyarakat Jawa memiliki adat istiadat yang masih dilestarikan hingga dijlankan turun temurun oleh masyarakat. Kehidupan masyarakat Jawa sangat erat dengan upacara ritual. Setiap upacara riual Jawa memiliki tatanan dan sarana yang berbeda. Keberagaman kebudayaan menimbulkan setiap wilayah memiliki adat istiadat yang berbeda walaupun di tempat yang sama. Percampuran kebudayaan dengan kebudayaan lain menimbulkan akulturasi kebudayaan. Proses akulturasi tidak hanya terjadi antar budaya tetapi budaya dan agama juga mengalami akulturasi. Berikut contoh akulturasi budaya dan agama di Desa Klinting yaitu tradisi ngupati (selamatan empat bulan) ibu hamil. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana rangkaian prosesi empat bulan (ngupati) kehamilan di Desa Klinting dan mengetahui makna simbolis mantra-mantra yang dibacakan dan makna makanan yang dihidangkan dalam prosesi upacara ngupati. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan studi pustaka. Hasil penelitian bahwa fenomena tradisi ngupati di Desa Klinting merupakan fenomena akulturasi budaya dan agama setempat, tradisi ngupati didasarkan dengan konsep ajaran yang dikembangkan. Tradisi ngupati berasal dari kata kupat yang berarti makanan yang terbuat dari beras dan daun kelapa (janur) sebagai pembungkus. Tradisi ngupati dilaksanakan pada usia kehamilan yang berkisar empat bulan, yang bertujuan untuk memohon agar bayi yang ada di dalam kandungan tersebut sesuai dengan harapan orang tua, Sehingga perlu diadakan selamatan empat bulanan (Tradisi Ngupati). Awal mula dari acara selamatan berasal dari ajaran nenek moyang pada zaman dahulu yang mayoritas masih menganut agama Hindu dan Budha. Sarana yang digunakan upacara selamatan disimbolkan dengan nasi tumpeng dan dilengkapi aneka lauk-pauk.


Kata Kunci : Agama dan budaya, akulturasi, tradisi ngupati


ABSTRAK


Religion is an order that regulates the personal beliefs of each individual. Each religion has a perspective and personality that differs from one religion to another. Indonesia consists of various customs and cultures, so it can be said to be a multicultural country. Java Island is an ethnic group in Indonesia that is still attached to local cultural customs. Javanese people have customs that are still preserved and passed down from generation to generation by the people. Javanese people's lives are very closely tied to ritual ceremonies. Each Javanese ritual ceremony has a different order and facilities. Cultural diversity causes each region to have different customs even in the same place. Mixing cultures with other cultures gives rise to cultural acculturation. The acculturation process does not only occur between cultures, but culture and religion also experience acculturation. The following is an example of cultural and religious acculturation in Klinting Village, namely the tradition of ngupati (four month salvation) for pregnant women. The aim of this research is to find out the sequence of the four month procession (ngupati) of pregnancy in Klinting Village and to find out the symbolic meaning of the mantras recited and the meaning of the food served in the ngupati ceremony procession. The method used is descriptive qualitative with data collection techniques using observation and literature study. The results of the research show that the phenomenon of the ngupati tradition in Klinting Village is a phenomenon of acculturation of local culture and religion. The ngupati tradition is based on a developed teaching concept. The ngupati tradition comes from the word kupat which means food made from rice and coconut leaves (janur) as wrapping. The ngupati tradition is carried out at a gestational age of around four months, which aims to request that the baby in the womb conforms to the parents' hopes, so it is necessary to hold a four-month celebration (Ngupati Tradition). The beginning of the celebration event comes from the teachings of our ancestors in ancient times, the majority of whom still adhered to Hinduism and Buddhism. The means used for the salvation ceremony are symbolized by tumpeng rice and equipped with various side dishes. Keywords: religion and culture, acculturation, ngupati tradition

Article Details

How to Cite
PUTRI, Echa Oktaviana Dharma. b Tradisi Ngupati (Selamatan Empat Bulan) Ibu Hamil di Wilayah Desa Klinting Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas. Jurnal Iswara : Jurnal Kajian Bahasa, Budaya, dan Sastra Indonesia, [S.l.], v. 5, n. 1, p. 7-16, june 2025. ISSN 2961-8045. Available at: <https://jos.unsoed.ac.id/index.php/iswara/article/view/12122>. Date accessed: 01 july 2025. doi: https://doi.org/10.20884/1.iswara.2025.5.1.12122.
Section
Articles