Pengaruh Penggunaan Linear Trap Barrier System terhadap Intensitas Serangan Tikus Sawah (Rattus argentiventer)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan linear trap barrier system (LTBS) terhadap intensitas serangan tikus sawah. Lokasi pemasangan LTBS merupakan suatu hamparan sawah yang bebatasan dengan habitat tepi kampung. Sebanyak 3 (tiga) unit LTBS dipasang pada habitat tepi kampung dengan 3 waktu pemasangan yang berbeda, yaitu pada fase vegetatif, fase awal generatif, dan fase akhir generatif. LTBS dipasang selama 25 hari pada setiap waktu pemasangan, kemudian pada pemasangan selanjutnya LTBS dipindahkan sejauh ± 200 m dari posisi sebelumnya. Variabel yang diamati adalah jumlah tangkapan tikus sawah dan intesitas serangannya. Pengamatan hasil tangkapan LTBS dilakukan setiap hari, yaitu dengan cara menghitung jumlah tikus yang tertangkap. Adapun pengamatan intensitas serangan tikus sawah dilakukan secara sistematis menggunakan metode double diagonal dengan 25 sampel rumpun padi untuk setiap irisan diagonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas serangan tikus sawah pada lahan yang dipasangi LTBS lebih rendah dibandingkan dengan lahan yang tidak dipasangi LTBS. Sementara itu, jumlah tangkapan tikus dan intensitas serangan tertinggi didapatkan pada saat fase awal generatif tanaman padi.
Referensi
Herawati, N. A., & Purnawan, T. (2019). Implementation of integrated ecologically based rodent management and its effectiveness to protect farmers irrigated rice crop in Karawang, West Java - Indonesia. Proceedings of the 2nd International Conference on Bioscience, Biotechnology, and Biometrics. AIP Conf Proc. 2199: 0400041-04000410.
Leirs, H. (1995). Population ecology of Mastomys natalensis (Smith 1834): Implication for rodent control in Africa. Brussels (BE): Belgian Administration for Development Cooperation.
Mardiah, Z., & Sudarmaji. (2012). Identifikasi komponen volatil tanaman padi fase bunting dan matang susu sebagai pakan alami yang disukai tikus sawah. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 31(2), 100-107.
Priyambodo, S. (2009). Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin Pertanian). (2021). Statistik iklim, organisme pengganggu tanaman dan dampak perubahan iklim 2018-2021. Sekertariat Jenderal, Kementerian Pertanian. http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id [3 September 2022].
Sepe, M., & Suhardi. (2021). Pengendalian tikus sawah (Rattus argentiventer) dengan sistem bubu perangkap dan perangkap bambu pada 3 zona habitat tikus di Kabupaten Pinrang Kota Makassar. Agrovital. 6(1), 38-42.
Singleton, G. R., Sudarmaji, Jacob, J., & Krebs, C. J. (2005). Integrated management to reduce rodent damage to lowland rice crops in Indonesia. Agriculture, Ecosystems & Environment. 107(1), 75-82.
Siregar, H. M., Priyambodo, S., & Hindayana, D. (2020). Preferensi serangan tikus sawah (Rattus argentiventer) terhadap tanaman padi. Agrovigor. 13(1), 16-21.
Siregar, H. M., Priyambodo, S., & Hindayana, D. (2021). Analisis pergerakan tikus sawah (Rattus argentiventer) menggunakan linear trap barrier system. Gontor AGROTECH Science Journal. 7(2), 215-230.
Siregar, H. M., Priyambodo, S., & Hindayana, D. (2022). Nisbah kelamin tikus sawah (Rattus argentiventer) pada beberapa fase pertumbuhan tanaman padi di lahan sawah irigasi. Agrovigor. 15(2), 75-79.
Stuart, A. M., Kong, P., Then, R., Flor, R. J., & Sathya, K. (2019). Tailor-made solutions to tackle rodent pests of rice through community-based management approaches in Cambodia. Crop Protection. 30, 1-9.
Sudarmaji., Jacob, J., Subagja, J., Mangoendihardjo, S., & Djohan, T. S. (2007). Karakteristik perkembangbiakan tikus sawah pada ekosistem sawah irigasi dan implikasinya untuk pengendalian. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 26(2), 93-99.
Sudartik, E. (2015). Keefektifan tiga teknik pengendalian tikus sawah (Rattus argentiventer Rob & Kloss) di Desa Murante, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu. Perbal. 4(1).