Identification of hydrosol components of nutmeg essential oil distillation waste in Lampung Province
Abstract
Agroindustri minyak atsiri pala selain menghasilkan produk minyak atsiri dalam proses penyulingannya, juga menghasilkan limbah cair berupa hidrosol hasil pemisahan minyak atsiri. Hidrosol yang dihasilkan dari proses penyulingan minyak atsiri pala terdapat dalam jumlah yang besar proses penyulingan membutuhkan air sekitar 30 persen dari berat bahan baku dengan rendemen minyak atsiri pala yang dihasilkan hanya sekitar 10 persen sedangkan hidrosol, yang belum dapat dimanfaatkan sehingga hanya dibuang ke lingkungan, sekitar 20 persen dari berat bahan baku. Agroindustri minyak atsiri pala harus berproduksi secara efektif dan efisien sehingga hidrosol yang dihasilkan harus dapat dimanfaatkan sehingga menghasilkan nilai tambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komponen hidrosol sisa penyulingan minyak atsiri yang diduga masih mengandung komponen aromatik dan lainnya karena masih berbau harum khas pala. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu agroindustriminyak atsiri pala di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Hidrosol sisa penyulingan minyak atsiri pala diidentifikasi menggunakan GC-MS yang dilakukan perlakuan pendahuluan SPME dengan mengambil senyawa pada hidrosol dengan fibre. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 senyawa yang teridentifikasi dengan persentase area tertinggi adalah Di(2-ethylhexyl)adipate 90,845 % yang berpotensi dapat dimanfaatkan sebagai bahan plasticizer, bahan pelarut kosmetik, dan tekstil. Senyawa-senyawa lain yang teridentifikasi antara lain adalah senyawa yang bersifat antioksidan dan antimikroba seperti asam karboksilat. Pada pengujian aktifitas antioksidan diperoleh % inhibisi mencapai 95,63%, yang artinya sangat tinggi dalam menangkal radikal bebas. Pada pengujian total saponindiperoleh rata-rata 0,05%.