Perbandingan Penegakan Demokrasi di Indonesia Pasca-Rezim Suharto dan Filipina Pasca-Rezim Marcos

  • Kisno Hadi Universitas Kristen Palangka Raya

Abstract

Abstrak


Tulisan ini mendeskripsikan dan menganalisis perjalanan memperoleh demokrasi di dua negara yang pernah sama-sama mengalami rezim anti demokrasi yaitu Indonesia di bawah Suharto dan Filipina di bawah Marcos. Dua negara ini sama-sama mengalami rezim militeristik, namun setelah demokrasi berhasil diraih dan ditegakkan tetap saja terjadi kecenderungan-kecenderungan tindakan aktor politik hendak mengembalikan ke keadaan anti demokrasi seperti praktik pemerintahan yang tidak mencerminkan nilai-nilai demokrasi yaitu korupsi, politik oligarki, lemahnya penegakan hukum di berbagai bidang, hingga separatisme. Ada 3 hal penting yang disampaikan dalam tulisan ini, yaitu pertama, keadaan rezim militeristik yang menguasai kedua negara; kedua, latar belakang kejatuhan rezim militeristik dan diperolehnya sistem demokrasi dalam pengelolaan negara; dan ketiga, tantangan penegakan dan pelaksanaan demokrasi bagi kedua negara dalam politik masa kini. Tulisan ini merupakan hasil studi pustaka dengan metode deskriptif explanatory dan teknik analisis data kualitatif interpretatif. Temuan studi ini ialah Pertama, praktik demokrasi menunjukkan banyak hal baik seperti implementasi good governance dan pembangunan ekonomi melalui infrastruktur dan pajak, namun disertai munculnya masalah baru seperti menguatnya oligarki di pusat dan daerah di bidang politik dan ekonomi hingga membesarnya praktik korupsi pejabat negara. Kedua, ada perbedaan sikap politik kedua negara dalam rekonsiliasi dengan rezim masa lalu, Filipina dapat melupakan trauma politik masa lalu yakni aktor politik masa kini yang merupakan warisan rezim politik masa lalu bisa bekerjasama dan berkonsentrasi membangun bangsa dan negara ke depan tanpa saling fitnah dan kecurigaan. Sedangkan di Indonesia, terjadi sikap politik berbeda, di mana saling curiga dan fitnah yang sering dikaitkan dengan warisan politik masa lalu; Ketiga, kedua negara terus bekerja keras mencari model demokrasi yang cocok; dan Keempat, kedua negara mempunyai tugas besar dalam menegakkan demokrasi dengan bekerja keras menciptakan kesejahteraan bagi warga negara, penegakan hukum termasuk pemberantasan korupsi, pemberantasan narkoba, kerjasama luar negeri dan membina hubungan politik pusat dan daerah.


Kata kunci: Demokrasi, Militeristik, Negara, Perbandingan Politik, Politik Kontemporer


 


Abstract


This article describes and analyzes the journey of enforcement of democracy between Indonesia and Philipines which is occur after the end of regimes that tore both countries, i.e. by regime of Suharto in Indonesia and Marcos in Phillipines. But, the facts these countries still struggling to resolve tendencies that weaken democratization such as corruptions, oligarkhi of politics, weakness of law enforcement, separatism etc. For those reasons, author underlines three important things in this article to analyze problems, i.e., firstly, situation of regimes that control both countries; secondly, background of situation that overthrown the regimes and thirdly, the challenges of enforcement and implementation of democration for both countries in political situation today. This article is a library research that using descriptive explanatory method with qualitative interpretative data analitys. Finally, author find four results of the research, i.e. firstly, in practical of democracy, both countries display a good progress as a implementation of good governance and economic development e.g. in infrastructure and tax policy. But this situation raising new problems such as oligarchy strengthened in politics and economics sector both in national level and local regions level that result increase numbers of corruption of the rulers of government. Secondly, on political will between Indonesia and Philipines concerning of the reconciliation with the regime: Philipines decided to still involving actors of last regime to develop the country; but Indonesia still in trauma with the regime, suspicious, hatred are dominated as a result of political tension. Thirdly, both contries are still on going process to find the appropriate of democracy model. And fourthly, Indonesia and Philipines are strive to create prosperity and welfare for their people on law enforcement including eradication of corruption, fighting drugs abuse, build cooperation with foreign country and harmonizing of political relation between national and regional level.


Keywords: Comparative Politics, Contemporary Politic, Democracy, Militeristic, State

References

Alfuente, Rhian Salome Tuzon. 1998. “Revolusi Edsa untuk Indonesia sekarang ini: Umpan Balik dari Filipina”, Prolog dalam Greg. Soetomo. Revolusi Damai, Belajar dari Filipina. Yogyakarta: Kanisius.
Bradley, William L., dan Mohtar Lubis. 1991. Dokumen-Dokumen Pilihan Tentang Politik Luar Negeri Amerika dan Asia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Bourchier, David. 2010. “Kisah Adat Dalam Imajinasi Politik Indonesia dan Kebangkitan Masa Kini”, dalam Jamie S. Davidson, David Henley dan Sandra Moniaga (Ed.). Adat Dalam Politik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan KITLV-Jakarta.
Campbell-Nelson, John. “Beberapa Catatan tentang Gereja dan Politik”, Makalah, bahan diskusi dalam Konsultasi Gereja
dan Politik Pasca Orde Baru, Makassar, Yayasan Oase INTIM, 12 Februari 2012.
Eko, Sutoro. 2003. Transisi Demokrasi Indonesia: Runtuhnya Rezim Orde Baru. Yogyakarta: APMD Press.
Hargens, Boni. “Kebutuhan Demokrasi Lokal”, Media Indonesia, 8 Oktober 2009.
Held, David. 1987. Models of Democracy. Stanford: Stanford University Press.
__________. 1995. Democracy and the Global Order: From the Modern State to Cosmopolitan Governance. Stanford: Stanford University Press.
Hikam, Mahammad A.S., 1999. Politik Kewarganegaraan, Landasan Redemokratisasi di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Imawan, Riswandha. 2000. “Reformasi Politik dan Demokratisasi Bangsa”, dalam Selo Soemardjan (Ed.). Menuju Tata Indonesia Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
J. A. Denny. 1999. “Mengamati Megawati”, dalam Musa Kahzim dan Alfian Hamzah (Ed.). 5 Partai Dalam Timbangan. Bandung: Pustaka Hidayah.
Kawilarang, Harry. 1984. “Filipina Sepeninggal Ninoy”, dalam Dunia di Tengah Kemelut: Bunga Rampai Masalah Internasional. Jakarta: UI Press.
Klinken, Gerry van.. 2010. “Kembalinya Para Sultan: Pentas Gerakan Komunitarian Dalam Politik Lokal”, dalam Jamie S. Davidson dkk. (Peny.). Adat Dalam Politik Indonesia. Jakarta: Buku Obor dan KITLV-Jakarta.
Liddle, William. 1999. “Regim: The New Order” dalam Donald K. Emmerson (Ed.). Indonesia Beyond Suharto: Polity, Economy, Society, Transition. New York: M. E. Sharpe, Inc dan the Asia Society.
Mas’oed, Mochtar. 1989. Ekonomi dan Struktur Politik Orde Baru 1966-1971. Jakarta: LP3ES.
O’Donnell, Guillermo, Philippe C. Schmitter, dan Laurance Whitehead (Ed.). 1993. Transisi Menuju Demokrasi: Tinjauan Berbagai Perspektif. Jakarta: LP3ES.
Philpott, Simon. 2003. Meruntuhkan Indonesia: Politik Postkolonial dan Otoritarianisme. Yogyakarta: LKiS.
Purwaningsih, Titin. 2015. “Politik Kekerabatan Dalam Politik Lokal di Sulawesi Selatan Pada Era Reformasi: Studi Tentang Rekrutmen Politik Pada Partai Golkar, Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat Sulawesi Selatan tahun 2009”. Disertasi Ilmu Politik, FISIP Universitas Indonesia.
Sahdan, Gregorius. 2004. Jalan Transisi Demokrasi Pasca Suharto. Yogyakarta: Pondok Edukasi.
Sembiring, Eidi Krina Jason. “Mengingat Kembali Kelahiran KPK”, dalam Sindonewscom, 20 Agustus 2015.
Soetomo, Greg. 1998. Revolusi Damai: Belajar dari Filipina. Yogyakarta: Kanisius.
Somantri, Gumilar Rusliwa. “Memahami Metode Kualitatif”, dalam Jurnal Sosial Humaniora “Makara”, Volume IX (2) Desember, 2005.
Sompa, Andi Tenri. 2016. “Penguasa Lokal dan Bisnis Tambang Batubara : Studi Kasus Hubungan Pemerintah Daerah dengan Pebisnis Tambang Batubara Dalam Dinamika Politik Lokal di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan (2009-2013)”. Disertasi Ilmu Politik, FISIP, Universitas Indonesia.
Steni, Bernidus. 2012. “Tragedi Pertambangan dan dan Gereja yang Aksional”, dalam Rikard Rahmad (Ed.). Gereja Itu Politis: Dari Manggarai-Flores untuk Indonesia. Jakarta: JPIC.
Supriatma, A. Made Tony. “Menguatnya Kartel Politik Para “Bos””, dalam Prisma Vol. 28, No. 2, Oktober 2009.
Published
2019-03-19
How to Cite
HADI, Kisno. Perbandingan Penegakan Demokrasi di Indonesia Pasca-Rezim Suharto dan Filipina Pasca-Rezim Marcos. Insignia: Journal of International Relations, [S.l.], v. 6, n. 1, p. 13-29, mar. 2019. ISSN 2597-9868. Available at: <http://jos.unsoed.ac.id/index.php/insignia/article/view/1246>. Date accessed: 23 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.20884/1.ins.2019.6.1.1246.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.