Pengaruh Perbedaan Jarak Tanam pada Pola Tanam Tumpangsari Jagung dan Kacang Hijau Terhadap Produktivitas Tanaman Jagung (Zea mays L.)

  • Anang Ainul Yaqin Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman
  • Wilis Astiana Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman
  • Purwanto Purwanto
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.20884/agronomika.v22i1.8475

Abstrak

Tumpangsari adalah suatu cara mengelola lahan pertanian dengan menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu secara bersamaan. Penerapan tumpangsari ini diharapkan mampu mengoptimalkan produktivitas lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jarak tanam terbaik pada pola tanam tumpangsari jagung dan kacang hijau untuk mendapatkan hasil jagung yang optimal. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari hingga Juni 2020, di Kebun Percobaan, dan Laboratorium Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas 9 perlakuan dengan 3 ulangan. Sembilan perlakuan tersebut yaitu, J1: monokultur jagung dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm; J2: monokultur jagung dengan jarak tanam 90 cm x 25 cm; J3: monokultur kacang hijau dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm; J4: tumpangsari dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm dengan kacang hijau satu baris; J5: tumpangsari dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm dengan kacang hijau dua baris; J6: tumpangsari dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm dengan kacang hijau tiga baris; J7: tumpangsari dengan jarak tanam 90 cm x 25 cm dengan kacang hijau satu baris; J8: tumpangsari dengan jarak tanam 90 cm x 25 cm dengan kacang hijau dua baris; J9: tumpangsari dengan jarak tanam 90 cm x 25 cm dengan kacang hijau tiga baris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumpangsari dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm dengan kacang hijau satu baris menghasilkan tinggi tanaman jagung terbaik pada umur 14 hst dan luas daun jagung terbaik pada umur 49 hst. Tumpangsari dengan jarak tanam 90 cm x 25 cm dengan kacang hijau satu baris menghasilkan hasil panen tertinggi yaitu sebesar 19,66 ton/ha. Tumpangsari dengan jarak tanam 90 cm x 25 cm dengan kacang hijau tiga baris menghasilkan nilai Nisbah Keseteraan Lahan tertinggi yaitu sebesar 1,528.

Referensi

Arisana, P. J., Armaini, & Ariani, E. (2014). Pengaruh pupuk kandang sapi dan jarak tanam terhadap pertumbuhan serta hasil jagung semi (baby corn) dan kacang hijau (Vigna radiata L.) pada pola tumpangsari. JOM FAPERTA, 4(1), 1–16.https://doi.org/10.1002/9781118445112.stat01479
Asroh, A., & Fahrulrozi, D. (2015). Produksi tanaman jagung (Zea mays L.) pada berbagai jarak tanam di Tanah Ultisol. Jurnal Lahan Suboptimal, 4(1), 66–70. www.jlsuboptimal.unsri.ac.id
Ayu, I., & Heriawanto, B. (2018). Perlindungan hukum terhadap lahan pertanian akibat terjadinya alih fungsi lahan di Indonesia. Jurnal Ketahanan Pangan, 2(2), 122–130.
Chatarina, T. S. (2011). Respon tanaman jagung pada sistem monokultur dengan tumpangsari kacang-kacangan terhadap ketersediaan unsur hara dan nilai kesetaraan lahan di lahan kering. J. GaneC Swara Edisi Khusus, 3(3), 2006–2010.
Dewanto, F. G., Londok, J. J. M. R., Tuturoong, R. A. V., & Kaunang, W. B. (2017). Pengaruh pemupukan anorganik dan organik terhadap produksi tanaman jagung sebagai sumber pakan. Zootec, 32(5), 1–8. https://doi.org/10.35792/zot.32.5.2013.982
Elmiati, R., Syarif, Z., & Syarif, A. (2018). Produksi gandum (Triticum aestivum L.) dan caisim (Brassica rapa L.) pada sistem tumpangsari. Jurnal BiBieT, 3(1), 1–9. https://doi.org/10.22216/jbbt.v3i1.2215
Gao, Y., Duan, A., Qiu, X., Liu, Z., Sun, J., Zhang, J., & Wang, H. (2011). Distribution of roots and root length density in a maize/soybean strip intercropping system. Agricultural Water Management, 98(1), 199–212. https://doi.org/10.1016/j.agwat.2010.08.021
Gao, Y., Duan, A., Qiu, X., Sun, J., Zhang, J., Liu, H., & Wang, H. (2011). Distribution and use efficiency of photosynthetically active radiation in strip intercropping of maize and soybean. Agronomy Journal, 102(4), 1149–1157. https://doi.org/10.2134/agronj2011.0409
Habib, A. (2013). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung. Agrium, 18(1), 79–87.
Karima, S. S., Nawawi, M., & Herlina, N. (2013). Pengaruh saat tanam jagung dalam tumpangsari tanaman jagung (Zea mays L.) dan brokoli (Brassica oleracea L. var. botrytis). Jurnal Produksi Tanaman, 1(3), 87–92.
Kartinaty, T., Haloho, J. D., & Puspitasari, M. (2019). Karakter agronomis tiga varietas jagung dan dosis pemupukan pada sistem tanam tumpangsari di lahan kering. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Khodijah, N. S., Kusmiadi, R., & Sartika, S. (2014). Optimalisasi produksi kacang tanah dan jagung pada pola tanam tumpangsari dengan perlakuan defoliasi jagung. Jurnal Pertanian Dan Lingkungan, 7(2), 1–6.
Lestari, D., Turmudi, E., & Suryati, D. (2019). Efisiensi pemanfaatan lahan pada sistem tumpangsari dengan berbagai jarak tanam jagung dan varietas kacang hijau. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 21(2), 82–90. https://doi.org/10.31186/jipi.21.2.82-90
Maddonni, G. Á., & Martínez-Bercovich, J. (2014). Row spacing, landscape position, and maize grain yield. International Journal of Agronomy, 2014, 1–13. https://doi.org/10.1155/2014/195012
Maintang, Efendi, R., & Azrai, M. (2018). Penampilan karakter beberapa genotipe jagung hibrida pada kondisi kekeringan. Informatika Pertanian, 27(1), 47–62.
Marliah, A., Jumini, J., & Jamilah, J. (2011). Pengaruh jarak tanam antar barisan pada sistem tumpangsari beberapa varietas jagung manis dengan kacang merah terhadap pertumbuhan dan hasil. Jurnal Agrista Unsyiah, 14(1), 30–38.
Neonbeni, E. Y., Agung, I. G. A. M. S., & Suarna, I. M. (2019). Pengaruh populasi tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas jagung (Zea mays L.) lokal di lahan kering. Savana Cendana, 4(01), 9–11. https://doi.org/10.32938/sc.v4i01.298
Paluvi, N., Mukarlina, & Linda, R. (2015). struktur anatomi daun, kantung dan sulur Nepenthes gracilis Korth. yang tumbuh di area intensitas cahaya berbeda. Protobiont, 4(1), 103–107.
Polnaya, F., & Patty, J. (2018). Kajian pertumbuhan dan produksi varietas jagung lokal dan kacang hijau dalam sistem tumpangsari. Agrologia, 1(1), 42–51. https://doi.org/10.30598/a.v1i1.297
Pratiwi, G. R., Paturrohman, E., & Makarim, A. K. (2015). Peningkatan produktivitas padi melalui penerapan jarak tanam jajar legowo. Iptek Tanaman Pangan, 8(2), 72–79.
Puspadewi, S., Sutari, W., & Kusumiyati, K. (2016). Pengaruh konsentrasi pupuk organik cair (POC) dan dosis pupuk N, P, K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays L. var Rugosa Bonaf) kultivar talenta. Kultivasi, 15(3), 208–216. https://doi.org/10.24198/kltv.v15i3.11764
Ratri, C. H., Soelistyono, R., & Aini, N. (2015). Pengaruh waktu tanam bawang prei (Allium porum L.) pada sistem tumpangsari terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata). Produksi Tanaman, 3(5), 406–4012.
Sabaruddin, L., Hasid, R., Muhidin;, & Anas, a. a. (2011). Pertumbuhan, produksi dan efisiensi pemanfaatan lahan dalam sistem tumpangsari. J. Agron. Indonesia, 39(3), 153–159.
Saputra, D., Erlina, Y., & Barbara, B. (2022). Analisis trend produksi dan konsumsi jagung pipilan di Indonesia. J-SEA (Journal Socio Economics Agricultural), 17(1); 30-46.
Sesanti R, N., Wentasari, R., Ismad, W., & Yanti, W. F. (2014). Perbandingan pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea Mays saccharata L ) pada sistem tanam satu baris dan dua baris. Agrovigor, 7(2), 76–83.
Shahbazi, M., & Sarajuoghi, M. (2012). Evaluating maize yield in intercropping with mung bean. Annals of Biological Research, 3(3), 1434–1436.
Sundari, T., & Atmaja, R. P. (2011). Bentuk sel epidermis, tipe dan indeks stomata 5 genotipe kedelai pada tingkat naungan berbeda. Jurnal Biologi Indonesia, 7(1), 67–79.
Umarie, I., Widarti, W., Wijaya, I., & Hasbi, H. (2018). Pengaruh warna naungan plastik dan dosis pupuk organik kompos terhadap pertumbuhan bawang merah. Jurnal Agroqua, 16(2), 129–131.
Wahyuni, P., & Barunawati, N. (2017). Respon pertumbuhan dan hasil jagung manis (Zea mays L. saccharata) dalam sistem tumpangsari dengan kacang hijau (Vigna radiata L.). Produksi Tanaman, 5(8), 1308–1315.
Warman, G. R., & Kristiana, R. (2018). Mengkaji sistem tanam tumpangsari tanaman semusim. Proceeding Biology Education Conference, 15(1), 791–794. https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view/33354/21968
Yuwariah, Y., Irwan, A. W., Syafi, M., & Ruswandi, D. (2018). Pertumbuhan dan hasil jagung hibrida pada pola tanam tumpangsari dengan kedelai di Arjasari Kabupaten Bandung. Jurnal Agrotek Indonesia, 3(1), 51–65.
Diterbitkan
2023-07-08
##submission.howToCite##
YAQIN, Anang Ainul; ASTIANA, Wilis; PURWANTO, Purwanto. Pengaruh Perbedaan Jarak Tanam pada Pola Tanam Tumpangsari Jagung dan Kacang Hijau Terhadap Produktivitas Tanaman Jagung (Zea mays L.). Agronomika: Jurnal Budidaya Pertanian Berkelanjutan, [S.l.], v. 22, n. 1, p. 8-17, july 2023. ISSN 2829-128X. Tersedia pada: <http://jos.unsoed.ac.id/index.php/agro/article/view/8475>. Tanggal Akses: 27 apr. 2024 doi: https://doi.org/10.20884/agronomika.v22i1.8475.
Bagian
Articles

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##

##plugins.generic.recommendByAuthor.noMetric##