Pengaruh ketebalan lapisan polistiren terhadap kestabilan sensor QCM sebagai bioimunosensor

  • Eka Rahmawati STKIP Bima
  • masruroh Masruroh Universitas Brawijaya Malang

Abstract

QCM telah banyak digunakan sebagai biosensor dan sensor kimia. Tingkat sensitifitas yang dimilikinya terhadap perubahan massa pada permukaannya . Terdapat banyak aspek yang dapat mempengaruhi kerja QCM ketika memiliki kontak dengan larutan. Salah satunya adalah ketebalan lapisan matriks yang menjadi lapisan biologi yang akan diimobilisasikan di atasnya. Salah satu matriks biologi yang menjadi lapisan adalah polistiren. Metode pelapisan polistiren di atas QCM sensor yakni dengan menggunakan metode spin coating. Sebelumnya polistiren dilarutkan dengan pelarut non polar: xilen dan Tetrahidrofuran (THF) yang memiliki properti kimia dan fisika yang berbeda yang berpengaruh pada proses pembentukan lapisan dari polimer terlarut menjadi lapisan polimer yang kaku. Penggunaan pelarut dan konsentrasi polistiren berbeda menghasilkan ketebalan lapisan yang beragam. Selain itu ditemukan pula, terdapat perbedaan tingkat kestabilan QCM ketika terjadi kontak dengan udara dan larutan PBS pada masing-masing variasi konsentrasi polistiren yang digunakan. Sensor QCM memiliki kestabilan yang baik pada lapisan polistiren ≤ 5% untuk pelarut xilen dan ≤ 3%  untuk pelarut THF dengan nilai tegangan peak to peak ≥ 1 V. QCM-polistiren yang stabil dapat digunakan untuk melakukan immobilisasi sebagai biosensor.

Published
2021-12-13
How to Cite
RAHMAWATI, Eka; MASRUROH, masruroh. Pengaruh ketebalan lapisan polistiren terhadap kestabilan sensor QCM sebagai bioimunosensor. Jurnal Teras Fisika: Teori, Modeling, dan Aplikasi Fisika, [S.l.], v. 4, n. 2, p. 232-236, dec. 2021. ISSN 2615-1219. Available at: <http://jos.unsoed.ac.id/index.php/tf/article/view/5004>. Date accessed: 18 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.20884/1.jtf.2021.4.2.5004.