EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA TIKUS PUTIH (Sprague dawley) MODEL CHRONIC KIDNEY DISEASE

  • Mela Try Rahayu Universitas Jenderal Soedirman
  • Afifah Afifah Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
  • Khusnul Muflikhah

Abstract

Chronic kidney disease (CKD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. CKD terjadi akibat pengurangan nefron fungsional dan penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) sehingga terjadi penurunan fungsi ginjal yang akan menyebabkan gangguan dalam proses fisiologik ginjal, terutama dalam hal ekskresi zat-zat sisa termasuk asam urat. Laju filtrasi glomerulus ≤50% mulai terjadi peningkatan kadar kreatinin, urea, dan juga asam urat. Peningkatan asam urat akan terus bertambah seiring dengan penurunan (LFG). Perlu upaya untuk pencegahan progresifitas CKD. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan bahan alam yaitu seledri. Seledri mempunyai efek sebagai sebagai anti inflamasi, antioksidan, antihipertensi dengan kandungan flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri, apiin, apigenin, kolin, asparagines, zat pahit, vitamin A, B, dan C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etenol seledri terhadap kadar asam urat pada tikus model CKD. Sebanyak 25 ekor tikus putih dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok 1: kontrol sham, kelompok 2: kontrol sakit, kelompok 3, 4, dan 5: kelompok 5/6 nefrektomi subtotal dan diberi ekstrak etanol seledri dosis 250, 500, dan 1000 mg/kgBB 14 hari sebelum dan 14 hari setelah pembuatan model 5/6 nefrektomi subtotal. Asam urat diperiksa menggunakan sampel serum darah. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji post hoc Mann Whitney dengan signifikansi p<0,05. Rerata kadar asam urat kelompok A: 0,618±0,044, B: 1,400±0,231, C: 1,394±0,112, D: 1,586±0,434, E: 1,632±0,212. Terdapat perbedaan bermakna rerata kadar asam urat antara kelompok A dibanding kelompok B, C, D, dan E. Kadar asam urat kelompok C lebih rendah dibanding kelompok B namun tidak berbeda signifikan, dan kadar asam urat kelompok D dan E lebih tinggi dibanding kelompok B. Pemberian ekstrak etanol seledri tidak dapat mencegah peningkatan kadar asam urat pada tikus model CKD.

References

Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Salemba Medika, Jakarta.
Anggraeni, T., Ridwan, A., Kodariah, L. 2016. Ekstrak Etanol Seledri (Apium graveolans) sebagai Anti Atherogenik pada Tikus (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Hiperlipidemia. Prosidig Symbion. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan. Universitas Ahmad Dahlan.
Cahyawati, P.N., Aryastuti, A.A.S.A., Ariawan, M.B.T., Arfian, N., Ngatidjan. 2018. Statin and Anemia in Chronic Kidney Disease (CKD): An Experimental Study. MATEC Web of Conferences. 197 (07003): 1-4
Dalimartha, S. 2005. Atlas tumbuhan obat Indonesi Jilid II. PT. Trubus Agriwidya, Jakarta.
Deviandra,R., Safitri, F., Handaja, D. 2013. Efek Pemberian Seduhan Seledri (Apium graveolens l.) terhadap Kadar Asam Urat pada Tikus Putih Jantan Strain Wistar (Rattus norvegicus) Hiperurisemia. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. 9(2):75-81
Giordano, C., Karasik, O., King-Morris, K., Asmar, A. 2015. Uric Acid as a Marker of Kidney Disease: Review of the Current Literature. Disease Markers. 2015: 1-6
Hostetler, G. 2012. Flavone deglycosylation increases their anti-inflammatory activity and absorption. Mol Nutr Food Res. 56(4): 558-69.
Katzung, B.G., Mastersm S.B., Trevor, A.J. 2012. Basic & Clinical Pharmacology 12nd Edition. Mc Graw Hill. New York.
Lamb E., Newman, J., Price, P. 2006. Kidney Function test in Tietz Textbook of clinical Chemistry and Molecular Diagnostic Fourth Edition. Elseiver Saunders 803-805.
Layal, K., Ika, S., Louisa, M., Estuningtyas, A., Soetikno, V. 2017. The Effects of Quercetin on Oxidative Stress and Fibrosis Markers in Chronic Kidney Disease Rat Model. Medical Journal of Indonesia. 26(3) 169:177.
Li, P. 2014. In vitro and in vivo antioxidant activities of a flavonoid isolated from celery (Apium graveolens L. var. dulce).Food Funct.5(1): 50-6.
Lumempouw LI, Paendong J, Momuat LI, Suryanto E. Potensi Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Tongkol Jagung (Zea mays L.). Chem Prog. 2012;5(1):49–56.
Mantiri, I.N.R.I., Rambert, G.I., Wowor, M.F., 2017. Gambaran Kadar Asam Urat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 yang Belum Menjalani Hemodialisis. Jurnal e-Biomedik (sBm). 5(2): 1-6
National Kidney Foundation. 2015. KDOQI Clinical Practice Guideline Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification, Stratification. New York: National Kidney Foundation, inc.
Pane, J. 2015. Hubungan Kepatuhan Pasien Menjalani Terapi Hemodialisa dengan Tingkat Depresi Pasien Gagal Ginjal Kronik di Klinik Rasyida Medan Tahun 2015. Stikes Santa Elisabeth Medan.1(1):2-3.
Perkumpulan Nefrologi Indonesia. 2015. Indonesia Renal Registry.
Pramono, S. 2005. Efek Antiinflamasi Beberapa Tumbuhan Umbelliferae. Hayati.12(1): 7-10.
Rahmi, H. 2017. Review: Aktivitas Antioksidan dari Berbagai Sumber Buah-buahan di Indonesia. Jurnal Agrotek Indonesia. 2(1): 34-38.
Rakanita, Y., Hastuti, L., Tandi, J., Mulyani, S. 2017. Efektivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Daun Seledri pada Tikus Induksi Kalium Oksonat. J. Trop Pharm Chem. 4(1): 1-6.
Redha, A. 2010. Flavonoid :Struktur antioksidatif dan peranannya dalam sistem biologis.Jurnal belian.9(1): 196-202
Ruiz, S., Pergola, P., Zager, R. 2013. Targeting the transcription factor Nrf2 to ameliorate oxidative stress and inflammation in chronic kidney disease. Kidney Int.6(1): 1029-1041.
Saputra L., 2009. Gagal Ginjal Kronik, Dalam : Intisari Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara,Tangerang. 459 – 62.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC, Jakarta.
Sibuea, H.W. 2005. Ilmu Penyakit Dalam Cetakan ke-2. Rineka Cipta, Jakarta.
Silbernagl, S., dan Lang, F., 2012. GagalGinjalKronis: Gangguan Fungsi. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC, Jakarta
Sukandar, E., Suwendar., Ekawati, E. 2006. Aktivitas ekstrak etanol herba seledri (Apium graveolens L) dan daun urang aring (Eclipta prostate L) terhadap pityrosporum ovale.Majalah Farmasi Indonesia, Bandung.
Syukri, M. 2007. Asam urat dan hiperurisemia. Majalah Kedokteran Nusantara. Hal 40-52.
WHO. 2013. Programme on Mental Health WHOQOL User Manual. Department of Mental Health, World Health Organization, Switzerland.
Verdiansah. 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal. CDK-237. 43(2)148-154.
Wen, C., David,Y., Chan, T., Tsai, M., Chung, W., Tsai, S., et al. 2010. Is high serum uric acid a risk marker or a target for treatment Examination of its independent effect in a large cohort with low cardiovascular risk. Am J Kidney Dis.56:273–88.
Published
2022-07-30
How to Cite
RAHAYU, Mela Try; AFIFAH, Afifah; MUFLIKHAH, Khusnul. EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA TIKUS PUTIH (Sprague dawley) MODEL CHRONIC KIDNEY DISEASE. Mandala Of Health, [S.l.], v. 15, n. 1, p. 30-40, july 2022. ISSN 2615-6954. Available at: <http://jos.unsoed.ac.id/index.php/mandala/article/view/5784>. Date accessed: 26 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.20884/1.mandala.2022.15.1.5784.